
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd saat mengunjungi salah satu platform edukasi digital UM Surabaya, Selasa (10/06/2025). (Danar Trivasya Fikri/PWMU.CO).
PWMU.CO – Ada yang berbeda pada acara Pembinaan Dosen dan Tenaga Kependidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Selasa (10/06/2025). Tidak lain, hal itu karena kehadiran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd pada acara yang berlangsung sejak 13.45 WIB itu.
Bertempat di At-Tauhid Tower lantai 12 UM Surabaya, agenda tersebut bertepatan dengan Launching Center for Impactful Innovation (CII) Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Selain Prof Mu’ti, turut hadir Staf ahli bidang regulasi dan hubungan antar lembaga di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) RI, Prof Dr Biyanto.
Kemudian, hadir pula sejumlah perwakilan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, serta Badan Pembina Harian UM Surabaya. Tidak ketinggalan, Rektor UM Surabaya, Dr Mundakir SKep Ns MKep FISQua beserta Jajaran Wakil Rektor UM Surabaya.
Tercatat, agenda siang itu teramaikan oleh sekitar 400 peserta yang memadati Auditorium di Lt 12 UM Surabaya tersebut.
Di samping semarak peserta, tampak terdapat sejumlah produk inovasi digital pendidikan. Misalnya, LegendARy (Game Tokoh Inspiratif), Ekofem Edu (Aplikasi Edukasi Lingkungan dan Gender Anak), serta belasan platform lainnya.
Sambutan Rektor dan BPH UM Surabaya
Mengawali sambutannya, Rektor UM Surabaya, Dr Mundakir berujar bahwa peresmian CII di kampusnya sebagai respons kebijakan Kemendiktisaintek tentang program kampus berdampak.
Di sisi lain, Mundakir juga tidak menampik bahwa Pendidikan Dasar dan Menengah menjadi landasan siswa sebelum melangkah menuju Perguruan Tinggi.
“Keberadaan pendidikan dasar dan menengah adalah pondasi perguruan tinggi untuk berakselerasi, berpartisipasi aktif. Supaya civitas akademika bisa berkontribusi” tuturnya.
“Kami di UM Surabaya, akan melaunching Center for Impactful Innovation. Dengan salah satu klusternya adalah platform edukasi digital” terang Mundakir.
Di sisi lain, Perwakilan BPH UMS, Dr H M Sulthon Amin MM, dalam sambutannya menuturkan jika inovasi itu mudah.
“Kami sejak awal mencanangkan bahwa inovasi selalu mudah, jika orang itu ingin berubah lebih baik. Jika orang itu mindsetnya mengikuti perkembangan zaman” tegas Wakil Ketua PWM Jawa Timur itu.
“Kami selalu mengingatkan bahwa Muhammadiyah Surabaya dan sekitarnya itu besar” terang Sulthon. Maka, lanjutnya, keberadaan UM Surabaya harus bermanfaat, untuk sekolah, RS, panti, dan AUM lainnya.
Terakhir, Sulthon berharap agar kehadiran Mendikdasmen Prof Mu’ti dapat membawa kebaikan bagi UM Surabaya. “Semoga kedatangan prof Muti membawa keberkahan untuk Unmuh Surabaya” harapnya.
Inovasi dan DNA Muhammadiyah
Usai sambutan-sambutan, Prof Mu’ti menyampaikan Pengajian Pembinaan dengan tema “Mewujudkan Partisipasi Semesta untuk Pendidikan Bermutu”.
Dalam permulaan ceramahnya, Prof Mu’ti menyebut bahwa gerakan inovasi sudah merupakan DNA pada diri Muhammadiyah. Dalam tubuh Muhammadiyah, inovasi disebut juga sebagai Tajdid yang menjadi salas satu ruh dari gerakan Muhammadiyah.
Lebih lanjut, ia juga menyebut bahwa dalam konteks pendidikan di perguruan tinggi, terdapat 3 jenis gerakan tajdid. Antara lain:
- Tajdidun fil Fikri: pembaharuan keilmuan
- Tajdidun fil Fiqhi: pembaharuan keagamaan
- Tajdidun fil Harokah: pembaharuan gerakan
“Tidak boleh business as usual, harus ada inovasi-inovasi. Gagasan baru yang membuat Muhammadiyah tetap punya relevansi” terang Prof Mu’ti. Bahkan, lanjutnya, Muhammadiyah bisa ketinggalan dari kemajuan jika mengalami irrelevansi atau tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.
Penulis Danar Trivasya Fikri, Editor Azrohal Hasan