
PWMU.CO – Di tengah arus digitalisasi yang kian masif dan budaya instan yang menggerus minat baca, Ketua Bidang Kajian Dakwah Islam (KDI) Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Lampung, Noval Sahnitri menegaskan pentingnya membaca sebagai fondasi pembentukan karakter pelajar Muhammadiyah yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan intelektualitas.
Pria kelahiran Pekalongan, 2 November 2001, itu menyampaikan pandangannya dalam wawancara eksklusif pada Selasa (10/6/2025).
“Membaca buku, menurut saya, adalah hal yang sangat fundamental bagi pelajar Muhammadiyah, khususnya kader IPM. Di era serba instan seperti sekarang, pelajar Muhammadiyah harus mulai membangun budaya membaca secara perlahan,” ujarnya.
Noval menegaskan bahwa IPM sebagai organisasi kader harus menjadi wadah yang menanamkan nilai pentingnya membaca, baik untuk memperdalam pemahaman agama Islam, baik dalam ibadah mahdah maupun ghairu mahdah, maupun dalam meningkatkan kapasitas intelektual sesuai disiplin ilmu masing-masing.
“Akan sangat luar biasa jika kader IPM memiliki wawasan keislaman sekaligus intelektual, meskipun dalam hal-hal mendasar. Itu sudah menjadi langkah besar dan bisa terus dikembangkan,” tambahnya.
Ketika ditanya mengenai strategi KDI PW IPM Lampung dalam membumikan kembali budaya membaca di tengah maraknya konten digital yang serba instan, Noval menjelaskan bahwa pihaknya terus berikhtiar melalui berbagai program, seperti Pelatihan Dai Pelajar Muhammadiyah, Mubaligh Hijrah, dan Kajian Islam Pelajar.
“Kami terus memberikan edukasi bahwa membaca adalah kebutuhan utama dalam berdakwah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ini bukan sekadar kewajiban, tetapi kebutuhan mendasar,” jelasnya.
Noval menegaskan bahwa membaca buku tetap relevan sebagai pilar dakwah pelajar masa kini. Baginya, kemampuan literasi adalah fondasi dakwah yang kokoh.
“Dalam berdakwah, kemampuan literasi adalah keharusan. Buku menjadi media transformasi dakwah intelektual. Setiap ceramah atau kultum, wajib hukumnya disampaikan dengan merujuk pada ayat suci al-Quran dan referensi-referensi yang kredibel. Tanpa itu, apa yang disampaikan bisa menjadi omong kosong belaka,” tegasnya.
Mengenai implementasi program kerja KDI PW IPM Lampung, Noval menjelaskan bahwa literasi menjadi salah satu fokus utama yang diarahkan hingga ke tingkat pimpinan ranting.
“Kami menekankan kepada PR, PC, dan PD IPM se-Lampung untuk rutin mengadakan pengajian yang dikemas sesuai konteks masing-masing daerah. Salah satu contoh yang inspiratif adalah PC IPM Purbolinggo dengan kegiatan ‘Ayo Senjaan di Masjid’,” ungkapnya.
Selain itu, Noval juga menyebutkan adanya tradisi di IPM Lampung di mana setiap rapat diawali dengan sesi mengaji bersama dan kultum sebagai bentuk refleksi spiritual sebelum memasuki agenda organisasi.
“Ini adalah langkah sederhana namun berdampak besar untuk terus menanamkan nilai-nilai keislaman dan literasi dalam setiap aktivitas kader,” tutupnya. (*)
Penulis Fathan Faris Saputro Editor Ni’matul Faizah