
PWMU.CO – Dalam rangkaian acara Baitul Arqom Dokter Muda Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya (FK UM Surabaya) yang digelar di Hall Agro Mulia, Prigen, Rektor UM Surabaya, Dr Mundakir SKep Ns MKep menyampaikan materi mendalam mengenai pentingnya Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) bagi tenaga kesehatan, khususnya para dokter muda.
Dalam presentasinya, Dr Mundakir menyoroti berbagai fenomena yang akhir-akhir ini kerap menjadi sorotan publik, seperti perundungan di dunia medis, depresi, hingga kasus bunuh diri pada tenaga kesehatan.
“Semua itu menjadi pertanyaan besar: mengapa bisa terjadi di kalangan yang seharusnya menjadi teladan? Apa yang salah? Di sinilah pentingnya PHIWM sebagai pedoman,” ujarnya.
Pentingnya PHWIM
Rektor UM Surabaya ini menjelaskan bahwa PHIWM adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber dari al Quran dan Sunnah, serta dirumuskan untuk membentuk perilaku Islami warga Muhammadiyah dalam berbagai lini kehidupan, termasuk dalam mengembangkan profesi kedokteran.
“Dokter muda Muhammadiyah harus menjadi sholih/sholihah sekaligus profesional, mengintegrasikan nilai etik, integritas, dan spiritualitas dalam seluruh aktivitas kedokteran,” tegas Dr Mundakir.
Ia menambahkan, dalam menghadapi tantangan era modern yang penuh godaan pragmatisme, materialisme, dan hedonisme, seorang dokter harus memegang teguh nilai-nilai tauhid, akhlak mulia, dan niat yang ikhlas. Profesi harus dijalani sebagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah Swt, bukan semata-mata sarana mencari nafkah.
Melalui kerangka PHIWM, dokter muda diajak untuk menjalankan profesinya dengan penuh kejujuran, menjauhi praktik-praktik batil seperti korupsi dan kolusi, serta aktif dalam kegiatan sosial dan dakwah. Dr Mundakir juga mengingatkan pentingnya zakat profesi, infaq, dan sedekah sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan spiritual seorang dokter Muslim.
Mengakhiri materinya, ia mengutip pesan KH Ahmad Dahlan: “Jadilah dokter, insinyur, pengusaha, guru, pejabat, atau apapun profesimu, tapi tetaplah menjadi Muhammadiyah.”
Dengan paparan tersebut, para peserta Baitul Arqom Dokter Muda diajak untuk tidak hanya menjadi tenaga medis yang kompeten, tetapi juga pribadi yang berjiwa Islami, menjadikan profesi sebagai ladang dakwah dan amal shalih di tengah masyarakat. (*)
Penulis Rahma Ismayanti Editor Amanat Solikah