
PWMU.CO – Dalam Baitul Arqom Dokter Muda (Camp Omah Tauhid) 2025 yang digelar di Hall Agro Mulia, Prigen, Kepala Unit Kedokteran Islam Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya, dr Tjatur Prijambodo MKes menyampaikan materi yang menggugah tentang “Peran Dokter Muslim Muhammadiyah di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)”.
Mengawali paparannya, dr Tjatur menegaskan bahwa profesi dokter dalam perspektif Islam adalah bagian dari amanah dan ibadah.
“Manajemen pelayanan kesehatan bukan sekadar soal efisiensi, tapi juga soal nilai. Dokter Muslim adalah khalifah Allah dalam mengelola pelayanan kesehatan,” tegasnya.
Manajemen Pelayanan
Ia menekankan bahwa sistem manajemen Islami harus dibangun di atas prinsip-prinsip al Quran dan Sunnah, yakni amanah, adil, transparan, dan ihsan. Hal ini bukan hanya sebagai nilai moral, tapi menjadi pondasi dalam seluruh pengambilan keputusan, pengelolaan sumber daya manusia, hingga pelayanan kepada pasien.
Dalam konteks Fasyankes, seorang dokter Muhammadiyah bukan hanya pelaksana medis, melainkan juga pemimpin pelayanan yang:
1. Memiliki integritas dan akhlak mulia
2. Berkemampuan teknis dan manajerial
3. Berkomitmen melayani dengan etika Islam
Sebagai seorang manajer Muslim di bidang kesehatan, tanggung jawab yang diemban meliputi pengelolaan SDM, pelayanan yang patuh pada standar dan regulasi, serta tata kelola keuangan yang transparan dan efisien.
“Nilai-nilai spiritual harus menyatu dengan praktik manajemen modern agar pelayanan syariah bisa terwujud secara nyata,” ujarnya.
Lanjut dr Tjatur, tantangan utama yang dihadapi adalah mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam sistem manajemen modern dan meningkatkan kualitas pelayanan berbasis syariah yang kini tengah dikembangkan melalui SIRMSA (Standar Islami Rumah Sakit Muhammadiyah Aisyiyah).
Mengakhiri presentasinya, dr Tjatur mengajak seluruh dokter muda untuk menyadari bahwa setiap tindakan medis adalah bagian dari pengabdian spiritual.
“Jika kita ingin rumah sakit dan layanan kita menjadi rahmatan lil ‘alamin, maka nilai Islam harus hadir sejak dari niat, sistem, hingga etika pelayanan,” pungkasnya. (*)
Penulis Rahma Ismayanti Editor Amanat Solikah