
PWMU.CO – Guru SMK Muhammadiyah 1 (SMK Muhi) Genteng Banyuwangi meneken Pakta Integritas, bersiap untuk mengembangkan diri, Kamis (12/6/2025).
Kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan dari Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen dan PNF) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Genteng menjelang tahun pelajaran baru.
Acara ini dihadiri oleh Ketua PCM Genteng, Taslim MPd, Sekretaris, May Bustomi MSi, Wakil Ketua, Nawachid MPd, dan Bendahara PCM, Masutra SE.
Selain itu, hadir juga Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF, Nurokhman MPd, Sekretaris, Joko Purnomo MPd, Koordinator Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Majelis Dikdasmen dan PNF, Taufiqur Rohman MPdI, serta Pembina Majelis, Nur Ahmadi MPdI.
Penandatanganan Pakta Integritas ini berlangsung di aula sekolah. Diikuti oleh semua guru dan karyawan SMK Muhi Genteng.
Tepat pukul 09.30 WIB, acara dimulai dengan pembukaan oleh Kepala Sekolah, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Nurokhman.
“Bapak dan ibu mohon Pakta Integritas ini dibaca dan benar-benar dipahami, lalu dilaksanakan,” ujarnya.
Setelah itu, dilakukan penandatanganan Pakta Integritas. Untuk kelancaran kegiatan ini, maka pelaksanaannya dibagi ke dalam 7 ruang. Tiap ruang diisi antara 10-11 orang guru dan karyawan. Dengan didampingi oleh seorang pendamping dari Majelis Dikdasmen dan PNF.
Salah satu Pendamping Ruang 4, Taufiqur Rohman membagikan lembar Pakta Integritas kepada 11 guru dan karyawan di ruang tersebut.
“Bapak dan ibu silakan diisi terlebih dulu. Setelah itu saya akan memanggil satu persatu sesuai nomor urut di daftar hadir,” tuturnya.
Pelaksanaan penandatangan Pakta Integritas ini berlangsung dengan lancar. Satu persatu guru dan karyawan tersebut maju sambil menyerahkan lembar Pakta Integritas yang telah mereka tandatangani.
Setelah itu dilakukan interview antara pendamping dengan guru dan karyawan. Ada dua hal penting yang dibicarakan dalam interview tersebut, yaitu profesional mengajar dan keaktifan di persyarikatan.
Salah satu guru BK, Suprapto mengatakan bahwa ia telah menjadi Guru BK lebih dari 20 tahun. Ia pun menceritakan suka dukanya saat memberikan konseling kepada siswa.
“Rata-rata anak yang putus sekolah, karena kurangnya mendapat perhatian, khususnya dari orang tua wali murid,” ungkapnya.
Dalam kegiatan ini, Taufiqur Rohman berpesan kepada semua guru dan karyawan yang mengikuti interview tersebut, agar terus melakukan pengembangan diri untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah Muhammadiyah. Salah satu caranya adalah dengan aktif di kegiatan dakwah persyarikatan yang menjadi sarana untuk mengembangkan diri. (*)
Penulis Ghulam Bana Islama Editor Ni’matul Faizah