
PWMU.CO – Purna siswa di PonPes At-Taqwa Muhammadiyah Kranji TA 2024/2025 adalah gabungan siswa/siswi dari jenjang MTsM 17 Kranji, SMK 09 Paciran, dan MAM 11 Tahfidzul Qur’an Kranji.
Wisuda Purna Siswa dan Khataman Santri Akhir tersebut mendatangkan Wakil Ketua PWM jawa Timur, Dr M. Sholihin Fanani MPSDM sebagai penceramah Ilmiah (10/6/2025).
Hadir beberapa tamu undangan penting, di antaranya Pengasuh PonPes At-Taqwa Muhammadiyah KH Hasan Nawawi, Kepala Desa Kranji Husnul Wafiq ST, perwakilan PCM Paciran Hendrik Irawan SE, Ketua PRM Kranji H. M. Fathan, PRA Kranji Hj. Takiyah, Dikdasmen PRM Kranji H. A.Afan Zaini MPd, Kepala PAUD Aisyiyah Kranji Zuhrotun SAg dan Kepala MIM 09 Kranji M. Aminun SPd.
Dalam kesempatan ceramah ilmiah, Dr. Sholihin Fanani MPSDM menyampaikan bahwa sekolah dikatakan baik bila mengajarkan 3 hal berikut :
- Mengajarkan tentang keimanan. Agama tidak boleh hanya sekadar ritual tetapi harus menjadi tata nilai kehidupan. Agama harus tercermin dalam setiap sendi-sendi kehidupan. Dirinya menekankan bahwa keberhasilan pendidikan di sekolah, juga perlu ditopang oleh pengajaran dari rumah dan lingkungan masyarakat. “Keluarga menyumbangkan 60% baik dan buruknya perilaku anak. Sementara sekolah dan Masyarakat masing-masing hanya 20%. Kalau keluarganya baik insyaAllah anaknya baik. Untuk itu tugas orang tua tetap mendampingi anak, bukan lantas dilepas sepenuhnya,” ucapnya.
- Mengajarkan Ilmu Pengetahuan. Lembaga pendidikan harus bisa membantu siswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan. “Sekolah itu bukan hanya untuk mencari ijazah tetapi bagaimana sekolah bisa menjadikan orang sadar diri, dan orang yang berhikmah.” Tanda-tanda orang bila ilmunya bagus : (1) Ia mengetahui apa yang harus ia kerjakan dan apa yang tidak harus ia kerjakan. (2) hidupnya bermanfaat untuk orang lain; ilmunya bermanfaat untuk keluarga, masyarakat dan siapapun. “Kalau orang lain butuh bantuan, ia tidak egois atau urus dirinya sendiri,” jelasnya.
- Sekolah mengajarkan akhlak karimah. “Iman itu masih di bawah akhlak, ilmu juga di bawah akhlak. Akhlak adalah segala-galanya.”
Menurutnya akhlak adalah karakter, tata krama atau attitude. Ia berpesan bahwa sekolah harus mengajarkan siswa bagaimana menghormati orang lain dan menjaga perasaan orang lain sebab akhlak dapat menentukan takdir seseorang. Dirinya percaya bahwa pondok merupakan salah satu penyangga kehidupan berbangsa dan bernegara. “Akhlak menentukan takdir hidup manusia bukan tergantung ijazahnya. Terdapat teori yang menyebutkan bahwa pikiran akan menjadi ucapan, ucapan menjadi tindakan, tindakan menjadi kebiasaan, kebiasaan menjadi karakter, karakter menjadi takdir manusia,” terangnya.
“Selamat kepada wisudawan semoga bisa melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi dan lebih sukses. Akhlaknya dijaga dengan sebaik-baiknya. Jangan lupa menghormati orang tua dan guru sebab do’anya sangat dikabulkan oleh Allah,” pesannya mengakhiri ceramahnya.
Penulis Lyna Novianti Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun