
Oleh: H Aris Rakhmadi ST MEng
اَلْـحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي شَرَعَ لَنَا شَعَائِرَ الدِّيْنِ، وَجَعَلَ فِي كُلِّ شَعِيْرَةٍ حِكْمَةً وَمَنْفَعَةً لِلْبَشَرِ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّ التَّقْوَى سَبِيْلُ النَّجَاةِ وَمِفْتَاحُ كُلِّ خَيْرٍ وَبَرَكَةٍ، وَمِنْ تَقْوَى اللَّهِ أَنْ نُؤَدِّيَ عِبَادَةَ الْأُضْحِيَةِ بِإِخْلَاصٍ، وَنُحْسِنَ فِيْ إِدَارَةِ نِعْمَتِهَا بِالْبِرِّ وَالرَّحْمَةِ وَالْعَدْلِ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: ﴿قَالَ تَزْرَعُوْنَ سَبْعَ سِنِيْنَ دَأَبًا فَمَا حَصَدتُّم فَذَرُوْهُ فِي سُنبُلِهِ إِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّا تَأْكُلُوْنَ ثُمَّ يَأْتِي مِنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ إِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّا تُحْصِنُوْنَ ثُمَّ يَأْتِي مِنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ عَامٌ فِيْهِ يُغَاثُ النَّاسُ وَفِيْهِ يَعْصِرُوْنَ﴾ (يوسف: ٤٧–٤٩).
Hadirin yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subḥānahu wa Taʿālā atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya. Di antara nikmat terbesar yang wajib kita syukuri adalah nikmat iman, Islam, dan kesempatan untuk melaksanakan ibadah kurban sebagai bentuk taqarrub kepada Allah.
Pada hari-hari ini, Allah tidak hanya memuliakan kita dengan ibadah, tetapi juga memberi amanah berupa daging kurban dalam jumlah yang besar, yang harus kita kelola, syukuri, dan distribusikan dengan sebaik-baiknya. Karena itu, marilah kita mengingat firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 152: فَاذْكُرُونِى أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِى وَلَا تَكْفُرُونِ
“Maka ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat pula kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)
Juga firman Allah dalam Surah Ali ‘Imran ayat 102:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُم مُّسْلِمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali ‘Imran: 102)
Takwa yang hakiki mengajarkan kita untuk tidak hanya taat dalam ibadah ritual, tetapi juga bijak dalam memanfaatkan nikmat duniawi. Maka dalam momen Idul Adha ini, mari kita jaga ketakwaan dengan menyambut surplus daging kurban bukan hanya sebagai berkah sesaat, tapi juga sebagai ujian pengelolaan, keberlanjutan, dan kebermanfaatan sosial dalam jangka panjang.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Idul Adha bukan hanya perayaan penyembelihan hewan kurban, melainkan momentum besar untuk memperkuat solidaritas sosial dan tanggung jawab kemanusiaan. Setiap tahun, jutaan kilogram daging tersebar dalam 1–3 hari, namun kemudian cepat habis, rusak, atau mubazir.
Ini menunjukkan bahwa ibadah kurban harus dikelola dengan lebih bijak agar manfaatnya tak hanya sesaat, melainkan berkelanjutan.
Distribusi daging kurban yang tidak merata sering menyebabkan penumpukan di satu wilayah dan kekurangan di wilayah lain. Sementara itu, banyak penerima tidak memiliki lemari pendingin, keterampilan pengawetan, atau akses ke teknologi.
Akibatnya, sebagian besar daging hanya dikonsumsi dalam waktu sangat singkat, tanpa ada upaya untuk mengubahnya menjadi cadangan pangan jangka panjang. Ini bukan hanya masalah teknis, tetapi juga masalah amanah umat.