SD Muhammadiyah 4 Surabaya SD Muhammadiyah 4 Surabaya SD Muhammadiyah 4 Surabaya
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
  • Login
Minggu, Juli 20, 2025
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
lazismu
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom Opini

Mencari Haji yang Mabrur di Tengah Budaya Gengsi

Jumat 13 Juni 2025 | 11:04
in Opini
47 0
0
15
SHARES
47
VIEWS
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
ADVERTISEMENT
Gambar ilustrasi. (ChatGPT/PWMU.CO)

Oleh: Salman Roihan, Mahasiswa Program Pendidikan Ulama Tarjih UMM

PWMU.CO – Di Indonesia, ibadah haji tidak hanya dimaknai sebagai pemenuhan rukun Islam kelima, tetapi seringkali diasosiasikan dengan status sosial tertentu.

Seseorang yang telah menunaikan ibadah haji lazim dipanggil “Pak Haji” atau “Bu Hajjah”, bahkan sering kali menjadi lebih dihormati dan dianggap lebih terhormat dibanding sebelumnya.

Fenomena ini menarik untuk dikaji secara kritis, mengingat bahwa tujuan utama dari ibadah haji dalam Islam bukanlah simbolisme sosial, melainkan pencapaian spiritual yang mendalam yaitu haji mabrur.

umsurabaya umsurabaya umsurabaya
ADVERTISEMENT

Secara bahasa, “mabrur” berasal dari kata al-birr yang berarti kebaikan atau keberkahan. Haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah dan membuahkan perubahan positif dalam perilaku dan kehidupan seseorang. Rasulullah SAW bersabda:

وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

“Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.” (HR. Bukhari, no. 1773 dan Muslim, no. 1349).

Para ulama menjelaskan bahwa haji yang mabrur ditandai dengan keikhlasan, tidak melakukan rafats (ucapan kotor), fusuq (kemaksiatan), dan jidal (perdebatan tidak perlu), serta meningkatnya amal kebaikan setelah pulang dari Tanah Suci. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:

اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ

Terjemahan Kemenag 2019

197. (Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi.58) Siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, janganlah berbuat rafaṡ,59) berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala kebaikan yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya. Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.

  • Waktu yang dimaklumi untuk pelaksanaan ibadah haji ialah Syawal, Dzulkaidah, dan 10 malam pertama Dzulhijah.
  • Rafaṡ berarti mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi, perbuatan yang tidak senonoh, atau hubungan seks.

Namun dalam kenyataan, banyak orang justru menjadikan haji sebagai alat legitimasi status sosial. Gelar “Haji” menempel pada identitas resmi, papan nama rumah, bahkan undangan pernikahan.

Hal ini memunculkan pertanyaan: apakah motivasi ibadah haji telah bergeser dari penghambaan murni kepada Allah menjadi ajang prestise duniawi?

Fenomena haji sebagai simbol status sering terlihat dari perlakuan masyarakat terhadap orang yang sudah berhaji. Tak sedikit pula orang yang merasa “belum lengkap” reputasinya dalam masyarakat sebelum berhaji, terutama bagi tokoh publik atau pejabat. Bahkan ada yang menganggap berhaji sebagai tangga karier sosial.

Fenomena ini semakin menguat dengan berkembangnya budaya konsumtif dan media sosial. Jamaah haji berkompetisi dalam seragam mahal, dokumentasi eksklusif, dan oleh-oleh berlebihan.

Di media sosial, banyak unggahan perjalanan haji yang lebih menyerupai konten lifestyle ketimbang refleksi spiritual. Padahal Rasulullah SAW telah mengingatkan tentang bahaya riya dan sum’ah (pamer ibadah):

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ »

“Barangsiapa (beramal) tujuannya untuk didengar (oleh manusia) maka Allah akan memperdengarkan padanya. Dan barangsiapa (beramal) dengan tujuan supaya dilihat (orang) maka Allah akan memperlihatkan padanya”. [HR Bukhari no: 6499. Muslim no: 2987].

Kecenderungan ini mengubah wajah ibadah haji menjadi komoditas religius yang terjebak dalam kapitalisme spiritual: berhaji bukan untuk Allah, tapi untuk dilihat orang lain.

Islam tidak melarang penggunaan gelar “Haji” atau ekspresi bahagia karena telah menunaikan rukun Islam kelima. Namun, Islam sangat menekankan bahwa nilai ibadah tidak terletak pada simbol atau penampilan, tetapi pada perubahan akhlak dan peningkatan ketaqwaan. Karena dalam al-Quran disebutkan bahwasannya sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya.

Maka, ukuran keberhasilan ibadah haji bukan pada banyaknya orang yang memanggil kita “Pak Haji” atau “Bu Hajjah”, tetapi pada sejauh mana kita menjadi pribadi yang lebih jujur, amanah, dermawan, dan rendah hati setelah berhaji. Haji mabrur menuntut pembuktian di tengah masyarakat, bukan sekadar pengakuan simbolik.

Untuk meraih derajat haji mabrur di era modern, umat Islam perlu melakukan refleksi mendalam terhadap niat sebelum berhaji. Niat harus diluruskan untuk meraih ridha Allah, bukan gengsi sosial. Setelah berhaji, harus ada perubahan konkret dalam kehidupan sosial dan spiritual: memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama manusia.

Ibadah haji adalah pengalaman spiritual yang luar biasa, namun maknanya bisa rusak jika dibebani ambisi status sosial. Gelar “Haji” bukanlah jaminan kemuliaan jika tidak dibarengi dengan amal dan perubahan sikap.

Mari kita kembalikan makna haji pada hakikatnya, yaitu pengabdian total kepada Allah dan transformasi diri menjadi insan bertakwa. Karena pada akhirnya, hanya haji yang mabrur bukan haji yang populer yang dijanjikan surga oleh Allah SWT.

Penulis merekomendasikan agar setiap calon jamaah haji melakukan muhasabah atau refleksi diri secara mendalam sebelum berangkat ke Tanah Suci, memastikan bahwa niat berhaji semata-mata untuk mencari ridha Allah, bukan demi gengsi sosial atau pengakuan publik.

Pemerintah, lembaga penyelenggara haji, dan tokoh agama juga diharapkan memberikan edukasi spiritual yang lebih menekankan pada makna hakiki dari haji mabrur, bukan sekadar tata cara seremonial.

Selain itu, masyarakat perlu diajak untuk tidak menjadikan gelar “Haji” sebagai simbol status, melainkan mendorong mereka yang telah berhaji untuk menjadi teladan dalam akhlak dan kontribusi sosial.

Upaya bersama ini diharapkan dapat mengembalikan makna ibadah haji sebagai bentuk penghambaan yang tulus kepada Allah SWT dan sarana transformasi moral bagi individu maupun umat.(*)

Editor Zahrah Khairani Karim

Tags: Budaya GengsiHaji mabrurPPUT UMMSalman Roihan
SendShare6Tweet4Share
Universitas Muhammadiyah Jember Universitas Muhammadiyah Jember Universitas Muhammadiyah Jember
ADVERTISEMENT

Related Posts

Saat Ustadz Jadi Seleb: Apakah Popularitas Mengalahkan Otoritas Keilmuan?
Opini

Saat Ustadz Jadi Seleb: Apakah Popularitas Mengalahkan Otoritas Keilmuan?

Kamis 3 Juli 2025 | 12:55
27
Anak-Anak di Masjid: Dilarang atau Disambut?
Opini

Anak-Anak di Masjid: Dilarang atau Disambut?

Kamis 3 Juli 2025 | 12:45
23
Undian Berhadiah: Strategi Promosi atau Perjudian Terselubung?
Opini

Undian Berhadiah: Strategi Promosi atau Perjudian Terselubung?

Kamis 3 Juli 2025 | 12:34
29
Berangkat Haji Sebagai Personal Branding: Ibadah atau Pencitraan
Opini

Berangkat Haji Sebagai Personal Branding: Ibadah atau Pencitraan

Selasa 10 Juni 2025 | 15:09
78
Nobar dan Malam Takbiran: Mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih Belajar Makna Pengorbanan
Kabar

Nobar dan Malam Takbiran: Mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih Belajar Makna Pengorbanan

Senin 9 Juni 2025 | 12:13
52
Saat Haji Menjadi Tren dan Kurban Menjadi Konten: Dimana Ruhnya?
Kabar

Saat Haji Menjadi Tren dan Kurban Menjadi Konten: Dimana Ruhnya?

Senin 9 Juni 2025 | 08:11
104

Terpopuler Hari Ini

  • Kepala SD Muhammadiyah 2 Babat bersama para sesepuh, ketua pengurus, PRM Bedahan dan Ketua Dikdasmen PCM Babat. (Istimewa/PWMU.CO)

    Launching Logo 15 Tahun: SD Muhammadiyah 2 Babat Menuju Sekolah Emas

    70098 shares
    Share 28039 Tweet 17525
  • Pengorbanan Guru SD Muda Babat, Rela Dedikasikan Separuh Hidupnya Demi Anak Muridnya

    17608 shares
    Share 7043 Tweet 4402
  • SD Muda Babat Juara Lomba Robotik Nasional IRTC

    81380 shares
    Share 32552 Tweet 20345
  • SD Muda Babat dan MPID PCM Babat Hadiri Milad Media Official PWM Jatim: Siap Berdakwah Literasi

    14231 shares
    Share 5692 Tweet 3558
  • Berkali-kali Ditolak Perguruan Tinggi, Mantan Ketua IPM SMAMIX ini Akhirnya Tembus UGM

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • Menghargai Peran Pustakawan: Refleksi Hari Pustakawan Nasional

    112 shares
    Share 45 Tweet 28
  • Dilatih oleh Marinir, Siswa Baru Smamda Surabaya Ditempa Jadi Generasi Tangguh Sejak Hari Pertama Sekolah

    890 shares
    Share 356 Tweet 223
  • MPLS dan Fortasi Diakhiri dengan Pentas Seni dan Perkemahan Hizbul Wathan

    161 shares
    Share 64 Tweet 40
  • Zamzam Fun School Carnival: Sambut Ceria Siswa Baru SD Muhammadiyah 4 Zamzam

    233 shares
    Share 93 Tweet 58
  • Fortasi Hari Keempat, Smamita Gelar Latihan Berbaris Bersama Brimob

    566 shares
    Share 226 Tweet 142

Terkini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    363831 shares
    Share 145532 Tweet 90958
  • Kokam Jatim Konsolidasi dan Nyatakan Sikap

    232994 shares
    Share 93198 Tweet 58249
  • Buku Saku Mudahkan Praktik Baitul Arqam Muhlibat

    231098 shares
    Share 92439 Tweet 57775
  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171535 shares
    Share 68614 Tweet 42884
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    122381 shares
    Share 48952 Tweet 30595
  • Kelas Telkom Fiber Optik SMKM 5 Babat Diresmikan Kadindik Jatim

    122282 shares
    Share 48913 Tweet 30571

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Suara Perserikatan
  • Aisyiyah dan NA
  • Kabar
  • Kajian
    • Ngaji Hadits
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Mediamu
  • Teknologi & Gaya Hidup

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim