
PWMU.CO – Anak usia dini ibarat selembar kertas yang putih bersih, yang siap menerima goresan pertama dari pena kehidupan. Masa-masa awal inilah yang menjadi fondasi pembentukan karakter dan kepribadian dan terus berkembang di sepanjang hayat.
Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks dan dinamis, pendidikan karakter menjadi semakin penting untuk menjadi generasi tangguh dan berintegritas. Yaitu karakter yang berlandaskan nilai-nilai spiritual, sosial, dan kebangsaan. Dalam konteks ini, lembaga PAUD ‘Aisyiyah, sebagai bagian dari gerakan pendidikan Muhammadiyah, hadir sebagai pelopor dalam menanamkan nilai-nilai keislaman sejak usia dini. Karena PAUD ‘Aisyiah memiliki peran strategis dalam membentuk karakter anak secara holistik sejak masa golden age mereka.
Salah satu langkah strategis untuk memperkuat upaya ini adalah dengan hadirnya “Pandu Tunas Athfal” — jenjang kepanduan Hizbul Wathan (HW) yang ditujukan untuk anak-anak usia 4-6 tahun atau yang sedang duduk di bangku TK / PAUD atau anak usia dini.
Eksistensi Pandu Tunas Athfal bukan sekadar sebagai inisiatif lokal, namun merupakan bagian dari keputusan strategis gerakan nasional. Dalam Muktamar Hizbul Wathan ke-4 di Malang tahun 2023, forum muktamar secara resmi menetapkan Pandu Tunas Athfal sebagai upaya untuk memperluas jangkauan pendidikan karakter Islami yang adaptif sejak dini.
Dengan keputusan tersebut, Hizbul Wathan secara otomatis memberikan keleluasaan dan pedoman dalam pengembangan kepanduan di tingkat anak usia dini. Pendekatannya pun menyesuaikan dengan tahap tumbuh kembang anak-anak usia dini.
Pada usia emas yang sangat dini, anak-anak memiliki kapasitas luar biasa untuk menyerap berbagai nilai penting dalam kehidupan, seperti kemandirian, kedisiplinan, cinta lingkungan, dan semangat kebersamaan. Dalam masa perkembangan yang krusial ini, diperlukan pendekatan yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai tersebut secara efektif dan menyenangkan. Pandu Tunas Athfal hadir sebagai sarana pendidikan karakter yang dirancang khusus untuk anak-anak, dengan menggabungkan unsur permainan, pembiasaan positif, dan keteladanan. Melalui pendekatan ini, anak-anak diajak untuk belajar sambil bermain, sehingga proses pembentukan karakter menjadi pengalaman yang bermakna dan menyenangkan.
Eksistensi Pandu Tunas Athfal di PAUD ‘Aisyiyah bukan hanya sebagai pelengkap kegiatan pembelajaran. Namun merupakan bagian strategi jangka panjang untuk mencetak generasi yang berakhlak, percaya diri dan cinta tanah air.
Implementasi di Lembaga PAUD ‘Aisyiyah
Meskipun anak-anak di jenjang PAUD belum sepenuhnya memahami konsep organisasi dan gerakan, pendekatan Pandu Tunas Athfal telah terbukti efektif membentuk fondasi kepribadian dan karakter anak.
Lembaga PAUD ‘Aisyiyah di seluruh Indonesia telah banyak yang mengintegrasikan kegiatan Pandu Tunas Athfal dalam kurikulum pembiasaan maupun kegiatan tematik. Implementasinya tidak bersifat formal sebagaimana pada jenjang SD atau SMP, namun dikemas dalam kegiatan yang menyenangkan, edukatif dan komunikatif.
Beberapa bentuk kegiatan Pandu Tunas Athfal yang umum menjadi bagian dari pembelajaran meliputi :
- Upacara dan baris-berbaris sederhana : Anak-anak belajar tentang keteraturan, tanggung jawab dan semangat kebersamaan.
- Senam Hizbul Wathan : Sebagai bentuk pengenalan lagu, gerakan dan semangat Hizbul Wathan secara menyenangkan.
- Permainan edukatif berkelompok : Untuk menumbuhkan kerja sama, kepemimpinan dan saling tolong-menolong.
- Kegiatan alam dan kunjungan : Seperti outbond ringan atau berkunjung ke taman kota, untuk mengajarkan cinta lingkungan dan empati.
- Pengenalan seragam dan atribut Hizbul Wathan : Agar anak-anak bangga sebagai bagian dari gerakan yang mulia.
Kegiatan-kegiatan di atas menjadi bagian dari pembelajaran dan pelatihan keterampilan motorik, kognitif, dan afektif yang berupa sikap dan perilaku positif dalam kehidupan sehari-hari.
Peran tenaga pendidik dalam pendidikan karakter
Guru PAUD ‘Aisyiyah memegang peran penting terhadap keberhasilan program Pandu Tunas Athfal. Tidak semua guru PAUD memiliki latar belakang kepanduan, namun melalui pelatihan dan pembinaan — yang diberikan oleh Kwartir Cabang, Kwartir Daerah maupun Kwartir Wilayah Hizbul Wathan, — mereka akan mendapatkan pembekalan dalam hal pengetahuan dan keterampilan dasar tentang kegiatan Pandu Tunas Athfal.
Pendampingan dari Instruktur Hizbul Wathan juga menjadi hal yang krusial. Guru yang aktif dan memahami filosofi Pandu Tunas Athfal akan mampu menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan. Membangun hubungan yang erat dengan anak dan memfasilitasi proses pembentukan karakter dengan lebih efektif.
Pendidikan karakter menjadi unggulan utama dari program Pandu Tunas Athfal. Pada usia emas (0–6 tahun) ini, pengalaman pertama sangat menentukan arah perkembangan psikososial mereka. Pandu Tunas Athfal hadir, selain sebagai aktivitas tambahan, juga menjadi strategi internalisasi nilai melalui kegiatan riil.
Beberapa nilai karakter yang dikembangkan melalui Pandu Tunas Athfal, antara lain : 1. kedisiplinan, melalui rutinitas dan kegiatan yang terstruktur; 2. kemandirian, melalui tugas-tugas sederhana yang dilakukan sendiri; 3. rasa peduli dan tolong-menolong, melalui permainan kelompok atau kegiatan sosial; 4. bersikap jujur dan bertanggung jawab, karena setiap interaksi ada peran yang harus dimainkan, dan; 5. cinta kepada Allah dan kepada sesama, dengan melalui cerita, doa, dan nyanyian khas Pandu Tunas Athfal.
Anak-anak yang terbiasa dalam lingkungan positif seperti ini cenderung tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara moral, sosial dan berkarakter hebat.
Karena itu, eksistensi Pandu Tunas Athfal di PAUD ‘Aisyiyah tidak mungkin optimal tanpa dukungan orang tua. Kegiatan Pandu Tunas Athfal sering melibatkan partisipasi orang tua, baik sebagai pendamping saat kegiatan luar kelas maupun sebagai mitra dalam membentuk sikap anak di rumah.
Beberapa PAUD juga mengembangkan kegiatan Family Gathering Hizbul Wathan dengan mengajak seluruh keluarga untuk merasakan kebersamaan dalam semangat Hizbul Wathan. Ini menjadi ajang penguatan sinergi antara sekolah dan rumah.
Selain itu, kolaborasi dengan Kwartir Hizbul Wathan juga turut memperkuat eksistensi dan kontinuitas Pandu Tunas Athfal. Ini menjadi bukti bahwa Pandu Tunas Athfal bukan hanya program sekolah, melainkan bagian dari gerakan yang lebih besar.