
PWMU.CO – Kegiatan Baitul Arqam Dokter Muda (Camp Omah Tauhid) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (FK UM) Surabaya sukses digelar selama tiga hari, pada Selasa-Kamis (10-12/6/2025) di kawasan Prigen, Kabupaten Pasuruan.
Acara ini berlangsung meriah, penuh makna, dan diikuti dengan antusias oleh 80 mahasiswa Profesi Dokter FK UM Surabaya.
Selama tiga hari, peserta tidak hanya menyimak materi-materi yang memperkuat nilai-nilai ideologi Muhammadiyah, tetapi juga terlibat dalam berbagai aktivitas kebersamaan yang mempererat rasa kekeluargaan dan memperkuat identitas sebagai kader dokter persyarikatan.
Menurut Master of Training (MoT) Baitul Arqam, M Hanifuddin Hakim ST MT, kegiatan ini berjalan dengan sangat sukses.
“Indikatornya adalah peserta mampu menikmati dan bergembira selama proses internalisasi ideologi serta cita-cita Muhammadiyah, ditambah dengan hasil penilaian post-test dan aspek afektif yang sangat baik,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa Baitul Arqam kali ini bertujuan untuk menginternalisasikan nilai-nilai ideologi dan cita-cita Muhammadiyah melalui suasana yang menyenangkan.
Salah satu inovasi menarik dalam pelaksanaannya adalah metode Perang Bintang, yakni sistem kompetisi antarkelompok yang dirancang untuk meningkatkan partisipasi peserta melalui berbagai permainan dan tantangan.
Setiap kelompok berlomba mengumpulkan bintang sebanyak mungkin dan kelompok dengan perolehan tertinggi mendapat penghargaan di akhir kegiatan.
Tiga kelompok terbaik dalam Perang Bintang adalah Kelompok Dr Soetomo, Kelompok Jenderal Sudirman, dan Kelompok Muhammad Darwis.
Selain itu, apresiasi khusus juga diberikan kepada peserta dalam berbagai kategori.
Kategori Peserta Terbaik diraih oleh Rifka Florensia, Choiros Sirli Sudirman, dan Muhammad Sabiq. Kategori Peserta Terdisiplin diberikan kepada Tasya Mutia Mukti Widagda, kategori Peserta Tershaleh diberikan kepada Arasy Izzuddin, sementara kategori Peserta Terheboh diraih oleh Alifia Mazaya Aliya Nugroho.
Menurut Hanifuddin, pendekatan ini terbukti efektif. Ia menilai bahwa seluruh proses internalisasi nilai-nilai Muhammadiyah berjalan dengan baik, yang ditunjukkan melalui antusiasme peserta yang tetap tinggi, suasana kegiatan yang menyenangkan, serta peningkatan hasil penilaian baik secara kognitif maupun afektif.
Ia menambahkan bahwa indikator keberhasilan tersebut terlihat dari kemampuan peserta dalam mengikuti setiap sesi dengan gembira, sekaligus menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap nilai-nilai dan cita-cita Muhammadiyah.
Selanjutnya, Hanif menyatakan bahwa hasil evaluasi menunjukkan seluruh peserta dinyatakan lulus, dengan peningkatan yang signifikan dari nilai pre-test ke post-test, serta capaian afektif yang memuaskan.
“Menariknya, terkumpul pula akumulasi infak kedisiplinan forum sebesar Rp328.000,00, yang menjadi bagian dari komitmen untuk menjaga ketertiban selama acara,” ungkapnya
Kesan Peserta: Gembira, Terinspirasi, dan Bermuhasabah
Salah satu peserta, Nabila Nur Aisyah Azhari, mengungkapkan rasa bangga dan bahagianya.
“Di sini aku merasa bangga dan bahagia bisa menjadi bagian dari FK UM Surabaya, satu-satunya kampus yang berani mengadakan kegiatan seperti ini di tengah generasi Z yang sedang minim literasi dan cenderung ingin serba instan,” ungkapnya.
Nabila juga menegaskan bahwa dengan adanya camp ini, wawasannya menjadi lebih terbuka, terutama dalam memahami bagaimana menjadi dokter Muhammadiyah yang mengedepankan prinsip amar ma’ruf nahi munkar.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini memberikan banyak kejutan yang mendorongnya untuk lebih bermuhasabah.
“Semua pengalaman di sini membuat aku lebih banyak bermuhasabah, merenungkan apa yang sebenarnya harus aku perjuangkan ke depan, terutama bagaimana bisa menempuh ‘jalur langit’. Semua kegiatan di camp ini seru banget, tidak ada yang bikin bosan karena tim panitia sangat komunikatif. Yang paling berkesan adalah malam keakraban, meskipun singkat, tapi sangat bermakna karena kami bisa berkumpul bersama sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan masing-masing,” ucapnya.
Sementara itu, peserta lain, Nandana Rangga Danuarta, mengungkapkan bahwa kegiatan ini cukup melelahkan tetapi juga sangat menyenangkan.
“Omah Tauhid ini cukup melelahkan, tapi sangat menyenangkan. Di sini kami belajar tentang manajemen waktu, strategi lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) dan bagaimana menjadi dokter yang sukses. Hal terpenting, kami juga mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana menjadi dokter yang berlandaskan nilai-nilai Islam,” tegasnya.
Ia pun menyampaikan pesan penuh semangat kepada rekan-rekannya.
“Terima kasih kepada panitia atas ilmu, waktu, dan kesempatan yang telah diberikan untuk kami berkembang. Untuk teman-teman, ujian sudah semakin dekat. Ayo kita berusaha lebih giat lagi! Ingat, goal kita adalah one shoot UKMPPD Agustus. Jangan pernah patah semangat!,” pungkasnya. (*)
Penulis Rahma Ismayanti Editor Ni’matul Faizah