
4 armada Ambulance Lazismu Surabaya berkumpul di TPU Keputih dalam pengantaran jenazah Bapak Sari ke pemakaman, Kamis (12/06/2025). (M. Halim Rojab El-Karim/PWMU.CO).
PWMU.CO – Suasana duka menyelimuti Darmokali Tugu No. 9, Kota Surabaya, Kamis (12/06/2025). Pada pagi yang cerah, jenazah almarhum bapak Sari tiba dari RS Bhayangkara.
Kedatangan jenazah pun mendapat sambutan hangat dari keluarga, kerabat, dan warga yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Lokasi rumah duka menjadi titik berkumpulnya pelayat yang memenuhi gang tersebut sejak pagi hari.
“Jenazah yang sudah dimandikan di RS Bhayangkara tiba di rumah duka pukul 08.45 WIB” ujar Nuryanto, pengemudi ambulance Lazismu Kota Surabaya yang mengantarkan jenazah.
Kemudian pada pukul 11.00 WIB, jenazah akan dibawa ke Masjid Al Falah Surabaya untuk dishalatkan sebelum diberangkatkan ke pemakaman umum Keputih.
Fundraiser sekaligus Co-Driver
Sebagai informasi, Almarhum Bapak Sari termasuk salah satu tokoh awal di Lazismu Kota Surabaya. Ia juga merupakan Fundraiser sekaligus co-driver ambulance Lazismu Kota Surabaya yang biasa mendampingi Nuryanto sebagai driver dalam pengantaran pasien maupun jenazah.
Empat (4) armada ambulance Lazismu berkumpul di TPU Keputih dalam pengantaran jenazah ke pemakaman sebagai bentuk penghormatan terakhir dari perwakilan rekan-rekan Crew Ambulanmu Jawa Timur.
“Alhamdulillah semua berjalan lancar sampai proses pemakaman selesai pukul 13.05 WIB” terang Fathurrahman driver ambulance KL Lazismu Wonocolo dengan wajah lega.
Almarhum Bapak Sari mulai jatuh sakit pada September 2024, dua bulan setelah beliau melaksanakan ibadah Haji. Hingga ketika Bapak Sari hendak diajak pelayanan, namun tidak bisa. Maka pada saat Nuryanto melaksanakan pelayanan, bapak Sari sempat terjatuh dan dilarikan ke RS Haji oleh unit ambulance Lazismu Kota Surabaya.
Setelah menjalani kontrol yang cukup lama, pada tanggal 2 Juni Almarhum mendapat saran untuk melakukan operasi decubitus. Almarhum kemudian diantarkan oleh ambulance Lazismu Jawa Timur di RS Haji dan pulang pada 5 Juni.
Kemudian pada 10 Juni, Almarhum kembali melaksanakan kontrol. “Setelah pulang kontrol sampai malam keluar keringat dingin disertai dengan muntah-muntah antara sadar dan tidak. Pak Sari tidak berhenti untuk berdoa, berdzikir, semua kalimat thayyibah” Ujar Bu Lidia anak dari almarhum Bapak Sari.
Keesokan harinya, pada 11 Juni pagi, Pak Sari sempat dilarikan ke RS Bhayangkara dalam kondisi sesak nafas dan tidak sadarkan diri. Setelah dipindahkan ke ruang ICU, Kamis subuh (12/06/2025) bapak Sari meninggal dunia di usia 66 Tahun.
Kehadiran armada ambulance gratis Lazismu dalam proses ini mendapat apresiasi dari keluarga dan masyarakat setempat. Sebab, dedikasi dan pelayanan mereka cepat serta tulus dalam membantu umat dengan motto “Memberi untuk Negeri”.
Penulis M. Halim Rojab El-Karim, Editor Danar Trivasya Fikri