
PWMU.CO – Kemajuan teknologi yang kian pesat memberi pengaruh signifikan terhadap pola pikir generasi muda. Di tengah arus digitalisasi, budaya membaca perlahan mengalami degradasi.
Hal ini menjadi sorotan utama Alifatus Zahroh, Ketua Bidang IMMawati Pimpinan Komisariat (PK) IMM Ibnu Taimiyah Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA).
Dalam wawancara yang dilakukan pada Rabu (11/6/2025), perempuan kelahiran Lamongan (16/9/2002) ini menyatakan keprihatinannya terhadap menurunnya minat baca di kalangan kader, khususnya generasi Z.
“Menurut saya pribadi, minat baca generasi Z sekarang sangat menurun karena hadirnya gawai di tengah-tengah kehidupan mereka. Fitur-fitur canggih seperti AI dan ChatGPT memang memudahkan, tapi justru membuat mereka lebih memilih jalan instan dalam mencari solusi daripada membaca buku,” ujar Alifatus yang juga penulis buku “Bagaimana Jika Aku Tidak Berhasil?” ini.
Sebagai Ketua Bidang IMMawati, Alifatus menekankan bahwa literasi adalah pilar penting dalam membentuk nalar kritis dan karakter kader. Ia memaparkan bahwa kemampuan menyimpulkan dan merespons isu tidak bisa hanya mengandalkan intuisi.
“Ide-ide cemerlang dan out of the box itu butuh fondasi ilmu yang kuat. Dan ilmu itu hadir melalui proses membaca. Membaca mengajak kita fokus, mengikuti alur, hingga akhirnya mampu memahami persoalan dengan perspektif baru. Kader IMM yang rajin membaca akan memiliki prinsip dan karakter yang kokoh, tidak mudah digoyahkan oleh opini atau teori baru,” paparnya tegas.
Sebagai bentuk kontribusi konkret, Bidang IMMawati PK IMM Ibnu Taimiyah UMLA telah melaksanakan berbagai program yang bertujuan menghidupkan semangat literasi. Salah satunya adalah I-Talk (IMMawati Talk) yang sudah berjalan dalam tiga musim. Forum tersebut membahas isu-isu perempuan yang aktual dan menarik, sekaligus mendorong munculnya diskusi kritis di kalangan peserta.
“Dari forum I-Talk, banyak muncul pertanyaan-pertanyaan kritis. Nah, pertanyaan ini memantik teman-teman untuk mencari jawaban, dan salah satu jalannya adalah dengan membaca. Selain itu, kami juga merencanakan program FTI (Forum Tarbiyah IMMawati) dan Kajian IMMawati,” ungkapnya.
Alifatus juga berharap program literasi ini tidak hanya berhenti di tataran diskusi. Ia bercita-cita agar ke depannya kader IMMawati dapat menulis dan menerbitkan buku sendiri sebagai bentuk kontribusi nyata dalam dunia literasi.
“InshaAllah ke depan, harapannya anggota Bidang IMMawati bisa menulis dan menerbitkan buku mereka sendiri. Itu akan menjadi tonggak penting dalam gerakan literasi kami,” tambahnya penuh semangat. (*)
Penulis Fathan Faris Saputro Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun