
PWMU.CO – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengadakan Pelatihan Jaya Melati 1 pada hari Kamis, (12/06/2025) di Kampus 3 yang berlokasi di Jl. Raya Lebo No. 4, Rame, Pilang, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengembangan kompetensi mahasiswa calon guru sekolah dasar dengan fokus khusus pada nilai-nilai kepanduan Islam.
Pelatihan yang diikuti oleh seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) semester 6 ini dibimbing langsung oleh Yusuf sebagai narasumber utama. Materi yang disampaikan dalam pelatihan ini fokus pada sejarah Hizbul Wathan (HW), gerakan kepanduan Muhammadiyah yang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter bangsa Indonesia.
Dalam pemaparannya, ia mengupas tuntas sejarah gerakan kepanduan Hizbul Wathan yang memiliki makna “Pembela Tanah Air”.
“Hizbul Wathan bukan sekadar organisasi kepanduan biasa, tetapi merupakan manifestasi cita-cita KH Ahmad Dahlan untuk membentuk generasi Muslim yang cinta tanah air dan berkarakter kuat,” ungkapnya saat membuka sesi pelatihan.
Sejarah Pandu HW
Ia menjelaskan bahwa Hizbul Wathan didirikan pada tahun 1918 oleh KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Organisasi ini lahir dari inspirasi yang didapat KH Ahmad Dahlan ketika melihat anak-anak Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) berlatih baris-berbaris di Alun-Alun Solo.
“Mengapa generasi dahulu mampu berdakwah dan membela bangsa melalui Hizbul Wathan meskipun tanpa teknologi canggih, sedangkan generasi sekarang yang hidup di era digital justru sering kurang terlibat?” ujar Yusuf.
Para mahasiswa PGSD semester 6 menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti pelatihan ini. Banyak pertanyaan menarik yang muncul terkait implementasi nilai-nilai Hizbul Wathan dalam dunia pendidikan modern.
“Yang menjadi pembeda antara generasi dulu mampu berdakwah dan membela bangsa tanpa teknologi karena mereka punya kesadaran diri yang kuat, cara berpikir yang visioner, nasionalisme yang tulus, dan sudut pandang bahwa perjuangan adalah ibadah,” ujar salah satu peserta Pelatihan Jaya Melati 1.
Ia membenarkan bahwa yang menjadi pembeda antara kedua generasi tersebut adalah hanya ada satu jawaban yaitu iman dan islam.”
Kegiatan Pelatihan Jaya Melati 1 ini mencerminkan komitmen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dalam melestarikan dan meneruskan warisan sejarah Muhammadiyah kepada generasi muda. Sebagai perguruan tinggi yang berdasarkan nilai-nilai Islam, Umsida terus berupaya mencetak calon guru yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang sejarah dan nilai-nilai persyarikatan.
Dengan adanya pelatihan seperti ini, diharapkan lulusan PGSD Umsida dapat menjadi agen perubahan yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai Hizbul Wathan dalam dunia pendidikan modern, sehingga dapat berkontribusi maksimal dalam memajukan pendidikan Indonesia yang berkarakter dan berakhlak mulia. (*)
Penulis Elda Afiyanah Editor Amanat Solikah