
PWMU.CO – Sepuluh aktivis kemanusiaan asal Indonesia yang tergabung dalam aksi Global March to Gaza (GMG) dilaporkan tertahan di Kairo, Mesir, sejak Sabtu (14/6/2025).
Mereka tidak dapat melanjutkan perjalanan menuju perbatasan Rafah, pintu masuk ke Gaza, Palestina, yang menjadi titik konsentrasi aksi solidaritas internasional.
Aksi Global March to Gaza yang digelar pada 12–15 Juni 2025 ini merupakan bentuk kepedulian dunia terhadap tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung di Gaza. Ribuan peserta dari berbagai negara dijadwalkan berkumpul di Kairo, melanjutkan ke Arish, lalu berjalan kaki menuju perbatasan Rafah. Tujuan mereka satu: menembus blokade Israel yang selama dua bulan terakhir menyebabkan kelaparan akut di Gaza.
“Situasi di lapangan sangat sulit. Kami berada dalam pemantauan ketat aparat keamanan Mesir dan tidak diperkenankan bergerak bebas,” ujar salah satu peserta dari Indonesia melalui pesan tidak langsung yang disampaikan ke jaringan solidaritas. Mereka diminta tinggal di lokasi penahanan sementara, dengan estimasi waktu minimal satu pekan.
Pihak keamanan juga dilaporkan melakukan pembatasan terhadap aktivitas media sosial para aktivis. Setiap unggahan dan komunikasi digital diawasi secara ketat. “Kami tidak bisa menyampaikan banyak hal secara terbuka. Risikonya sangat besar,” lanjut pesan tersebut.
Misi utama para aktivis ini adalah menyerukan penghentian blokade total yang menyebabkan ribuan warga Gaza, termasuk puluhan ribu anak-anak, mengalami kelaparan dan kekurangan akses terhadap kebutuhan dasar. Laporan terbaru menyebutkan sudah banyak anak-anak yang meninggal karena kelaparan, sebuah tragedi kemanusiaan yang mengusik nurani dunia.
Di antara peserta aksi, terdapat para muslimah tangguh asal Indonesia yang ikut serta membawa misi damai dan kemanusiaan. Keikutsertaan mereka menegaskan bahwa suara perempuan Indonesia juga hadir membela hak-hak warga sipil Gaza yang terdzalimi.
Meski tertahan, semangat mereka tidak padam. Aksi ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga bentuk nyata dari keberpihakan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan global. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan
