
Ahmad Nurhuda MPd saat menyampaikan materi workshop Peningkatan Kompetensi GTK di SMAS Muha Genteng, Sabtu (14/06/2025). (Alib/PWMU.CO).
PWMU.CO – Jelang tahun ajaran baru 2025/2026, SMAS Muhammadiyah 2 (SMA Muha) Genteng Banyuwangi menggelar Workshop Peningkatan Kompetensi guru, Sabtu (14/06/2025).
Bertempat di Dapur Srikandi Srono Banyuwangi, agenda itu terhadiri seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).
Wakaur Kurikulum SMA Muha Genteng, Arif Imam Subhi SSi, menegaskan bahwa pihaknya memanfaatkan waktu senggang usai pelaksanaan Sumatif Akhir Semester (SAS) untuk mempersiapkan metode maupun persiapan penerapan kurikulum yang harus dipersiapkan.
“Oleh karenanya, sangaja kita menghadirkan dua narasumber dari pengawas SMA dan fasilitator deep learning dalam upaya mohon petunjuk penerapan kurikulum yang harus dipakai” ujar ketua panitia workshop tersebut.
Deep Learning
Tepat pukul 08.00 WIB, acara workshop bermula usai terbuka oleh kepala sekolah. Kemudian, agenda langsung berlanjut dengan penyampaian materi pertama oleh Ahmad Nurhuda MPd.
Koordinator pengawas SMA kabupaten Banyuwangi itu menjelaskan pernyataan maupun informasi yang belum jelas terkait dengan penerapan kurikulum baru.
“Setelah adanya pergantian menteri pendidikan baru, biasanya ganti menteri ganti kebijakan” ujar Nurhuda mengawali materinya.
Hingga saat ini pemerintah pusat belum ada perubahan terkait dengan kurikulum, yaitu masih menggunakan kurikulum merdeka dengan melengkapi pembelajaran.
Serta dengan menambah karakteristik praktik pedagogik, yaitu penerapan pembelajaran mendalam atau deep learning. Di mana peserta didik tidak lagi sebagai obyek tetapi sebagi subyek, sedangkan guru sebagai fasilitator.
Lebih lanjut, konsep deep learning dalam pembelajaran meliputi:
- Mindful Learning (Berkesadaran) dimana siswa menyadari proses belajarnya sendiri untuk memperhatikan bagaimana mereka menyerap informasi.
- Meaningful Learning (Bermakna), siswa mamahami relevansi setiap materi dengan kehidupan nyata dan bisa mengaplikasikan di setiap situasi.
- Joyful Learning (Membiasakan), siswa merasa termotivasi dalam proses belajar yang menyenangkan dan terciptanya pengalaman belajar positif.
Prinsip-Prinsip P5
Usai materi pertama, agenda berlanjut dengan penyampaian materi kedua oleh Eko Pramesti Sunarto MMat. Ia membuka materi dengan pernyataan Ki Hajar Dewantoro.
”Dekatkanlah anak-anak pada kehidupan rakyat agar mereka tidak hanya memiliki pengetahuan tentang rakyat. Tetapi juga dapat mengalami dan tidak terpisah dari rakyat”
ini berarti pendidikan harus melibatkan pengalaman langsung dengan lingkungan sekitar kehidupan nyata bukan hanya teori di dalam kelas” terangnya.
Dalam keterangan selanjutnya, Eko menjelaskan tentang prinsip-prinsip dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yaitu:
- Holistik (menyeluruh) kerangka berpikir yang mendorong siswa mempelajari tema dan materi secara keseluruhan dan memahaminya dengan mendalam.
- Kontekstual (pengalaman nyata) kegiatan pembelajaran yang berkorelasi dengan pengalaman nyata. Sehingga mampu memotivasi pendidik dan peserta didik bisa menjadikan lingkungan dan realitas kehidupan sebagai bahan utama pembelajaran.
- Berpusat kepada peserta didik. Dimana peserta didik tidak lagi sebagai obyek tetapi sebagai subyek dan pendidik memberi fasilitas siswa mengeksplor sesuai kondisi dan kemampuan.
- Eksploratif yaitu terkait dengan semangat membuka ruang bagi proses pengembangan diri dan keterlibatan siswa secara aktif (inkuiri).
Tepat pukul 11.00 WIB, penyampaian materi berakhir dan berlanjut dengan diskusi dan tanya jawab hingga pukul 11.30 WIB. Selanjutnya, kepala sekolah menutup acara workshop dan berlanjut dengan shalat dhuhur berjama’ah dan ramah tamah.
Penulis Abdul Muntholib, Editor Danar Trivasya Fikri