
PWMU.CO — Kunjungan studi tiru dari SD Muhammadiyah 1 Jember (SD Mudisa) ke SD Muhammadiyah 4 Kota Malang (SD Mupat) pada Senin (16/6/2025) berlangsung penuh kehangatan dan inspirasi.
Salah satu momen paling berkesan dalam kegiatan tersebut adalah saat ananda Ahmad Reksa Mahesa Fattah, siswa kelas 2 SD Mupat, tampil membacakan puisi penuh penghayatan yang memukau seluruh tamu yang hadir.
Penampilan puisi yang dibawakan Reksa bukan sekadar pengisi acara, melainkan wujud nyata dari proses pembinaan karakter dan potensi siswa di lingkungan SD Mupat, khususnya dalam konteks sekolah inklusi. Guru-guru SD Mudisa tampak terpukau dan memberikan apresiasi tinggi atas ekspresi serta keberanian Reksa dalam tampil di hadapan para tamu.
“Kami sangat tersentuh. Bukan hanya karena puisinya indah, tapi karena penampilan ini menunjukkan bagaimana SD Mupat mampu memberikan ruang bagi setiap anak untuk tumbuh dengan percaya diri,” ungkap bu Danik salah satu guru SD Mudisa Jember, penuh haru.
Kegiatan studi tiru ini merupakan bagian dari upaya SD Mudisa untuk memperluas wawasan dalam pengelolaan sekolah inklusi. SD Mupat sebagai salah satu sekolah Muhammadiyah yang telah lebih dahulu mengembangkan pendekatan inklusi menjadi tujuan pembelajaran yang tepat.
Dalam kunjungan ini, para guru SD Mudisa diajak untuk melihat langsung proses pembelajaran, sistem dukungan siswa berkebutuhan khusus, serta manajemen kelas yang adaptif dan ramah anak.
Kepala SD Mupat, Hana Ayudah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa inklusi bukan sekadar program, melainkan nilai dasar pendidikan yang menghargai keberagaman dan memberikan kesempatan yang adil bagi semua anak untuk belajar dan berkembang.
“Kami percaya bahwa setiap anak memiliki keunikan dan potensi. Tugas sekolah adalah menjadi ruang tumbuh yang ramah, mendukung, dan memberdayakan,” tegasnya.
Kegiatan diakhiri dengan sesi diskusi dan refleksi bersama antar guru kedua sekolah, yang berjalan dengan akrab dan penuh semangat kolaboratif. Kunjungan ini menjadi awal yang baik bagi terbangunnya kerja sama yang lebih luas antar sekolah Muhammadiyah dalam mengembangkan pendidikan inklusif dan berkemajuan.
Dengan semangat gotong royong dan berbagi praktik baik, SD Mupat dan SD Mudisa berharap terus menjadi bagian dari gerakan pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan, tapi juga memanusiakan dan menginspirasi.
Penulis Ahmad Afwan Yazid Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun