
PWMU.CO – Ketenangan jiwa adalah kondisi mental yang menjadi idaman setiap orang. Di tengah dunia yang sarat tekanan dan tantangan, ketenangan jiwa menjadi kebutuhan yang sangat penting. Berbagai disiplin ilmu—seperti ilmu pengetahuan, kedokteran, dan agama—menawarkan pandangan serta pendekatan yang beragam dalam memahami dan meraih kondisi tersebut.
Ilmu pengetahuan modern melihat ketenangan jiwa sebagai kondisi mental yang stabil dan bebas dari tekanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketenangan jiwa berkaitan erat dengan keseimbangan kimiawi di otak, misalnya kadar hormon kortisol yang rendah. Seseorang yang dalam kondisi stres kronis, maka kadar kortisolnya dapat meningkat. Jika tidak terkendali dapat berdampak pada gangguan kesehatan mental dan fisik.
Meditasi menjadi salah satu metode yang diakui ilmu pengetahuan untuk mencapai ketenangan jiwa. Sebuah meta-analisis terhadap 78 studi fMRI dan PET menunjukkan bahwa meditasi dapat mengaktivasi area otak terkait dengan perhatian, emosi positif, dan pengendalian diri. Meditasi juga terbukti efektif dalam mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan psikologis secara keseluruhan .
Dalam dunia medis, ketenangan jiwa dianggap sebagai salah satu faktor penting dalam menjaga kesehatan mental. Gangguan mental seperti depresi dan kecemasan sering kali disebabkan oleh ketidakseimbangan emosi dan stres yang berkepanjangan. Oleh karena itu, pendekatan medis sering kali mencakup terapi psikologis, penggunaan obat-obatan, dan teknik relaksasi untuk membantu individu mencapai ketenangan jiwa.
Dalam tinjauan Islam, dzikir atau mengingat Allah merupakan cara untuk mencapai ketenangan jiwa. Al-Qur’an dalam Surah Ar-Ra’d ayat 28 menyatakan, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” Secara ilmiah metode ini dapat diterima, bahwa sesungguhnya dzikir dapat merangsang produksi hormon endorfin, yang berfungsi sebagai penenang alami tubuh .
Shalat, sebagai ibadah utama dalam Islam, memiliki dimensi spiritual dan sekaligus psikologis. Melalui shalat, individu bisa lebih fokus, merenung, dan menghubungkan diri dengan Sang Pencipta. Hal ini dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres. Rasulullah SAW bersabda, “Shalat adalah penenang jiwa kami” (HR. Ahmad) .
Ketenangan jiwa memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Individu yang memiliki ketenangan jiwa cenderung lebih sabar, bijaksana, dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik. Mereka juga lebih mampu menjaga hubungan interpersonal yang sehat dan produktif.
Kesehatan mental dan kesehatan fisik itu saling berkaitan. Stres yang kronis dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit fisik, seperti hipertensi dan penyakit jantung. Sebaliknya, ketenangan jiwa dapat membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mempercepat pemulihan dari penyakit.
Dalam psikologi, ketenangan jiwa sering kali dikaitkan dengan konsep kesejahteraan psikologis. Individu yang mencapai kesejahteraan psikologis merasa puas dengan hidupnya, memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, dan mampu mengatasi stres dengan efektif. Teknik seperti terapi kognitif dan mindfulness sering menggunakannya untuk membantu individu mencapai ketenangan jiwa.
Lingkungan sosial juga sangat mempengaruhi ketenangan jiwa. Dukungan sosial yang baik dapat membantu individu mengatasi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental. Sebaliknya, konflik sosial dan isolasi cenderung dapat meningkatkan risiko gangguan mental.
Keluarga merupakan unit sosial pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Lingkungan keluarga yang harmonis dan saling mendukung, dapat membantu individu mencapai ketenangan jiwa. Sebaliknya, konflik dalam keluarga dapat menjadi sumber stres dan gangguan mental.
Pendidikan juga memegang peran penting dalam membentuk karakter dan mental individu. Pendidikan yang menekankan pada pengembangan emosi dan keterampilan sosial dapat membantu individu mencapai ketenangan jiwa. Sebaliknya, tekanan akademik dan bullying dapat meningkatkan risiko gangguan mental.
Efek domino teknologi
Di era digital, teknologi memiliki dampak ganda terhadap ketenangan jiwa. Penggunaan teknologi yang bijak dapat membantu individu mengakses informasi dan dukungan sosial. Sedangkan penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan dan stres. Oleh karena itu, sangat penting dalam mengatur penggunaan teknologi agar tidak mengganggu ketenangan jiwa.
Spiritualitas, baik dalam konteks agama maupun filosofi hidup, dapat memberikan makna dan tujuan dalam hidup. Makna dan tujuan hidup memiliki kontribusi besar dalam ketenangan jiwa. Faktanya, praktik spiritual seperti meditasi, doa, dan refleksi diri dapat membantu individu mencapai kedamaian batin.
Mencapai ketenangan jiwa tidaklah mudah. Berbagai tantangan seperti tekanan hidup, stres pekerjaan, dan masalah pribadi dapat mengganggu ketenangan jiwa. Oleh karena itu, penting untuk memiliki strategi coping — yaitu cara individu mengelola, mengatasi, atau beradaptasi dengan situasi stres atau masalah yang dihadapi — yang efektif dan dukungan sosial yang kuat untuk mengatasi tantangan tersebut.
Ketenangan jiwa merupakan kondisi mental yang penting untuk kesehatan dan kesejahteraan individu. Berbagai disiplin ilmu memberikan pandangan dan pendekatan masing-masing dalam memahami dan mencapai ketenangan jiwa. Dengan mengintegrasikan pendekatan ilmiah, medis, dan spiritual, individu dapat mencapai ketenangan jiwa yang sejati dan menjalani hidup dengan lebih bermakna.***
Editor Notonegoro