
PWMU.CO – SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) atau yang dikenal sebagai Kampus Biru menggelar kegiatan Student Laboratory Conference (SLC) selama tiga hari berturut-turut, mulai Selasa (10/6/2025) hingga Kamis (12/6/2025).
Kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian pembelajaran yang telah ditempuh oleh siswa selama satu semester.
SLC dirancang sebagai ruang ekspresi dan apresiasi karya siswa, di mana setiap anak diberi kebebasan untuk memilih satu mata pelajaran yang akan mereka presentasikan di hadapan orang tua, guru, dan teman-teman sekelas.
“Sebagai bentuk apresiasi bahwa setiap anak punya hak menampilkan karya terbaiknya, tidak hanya di depan teman dan guru tetapi juga orang tua,” ujar Nurul Mahmudiyah, guru kelas III Arjuno yang akrab disapa Ustazah Diyah.
Di kelas III, beragam proyek menarik dihasilkan oleh siswa dari berbagai mata pelajaran, di antaranya:
- Pendidikan Pancasila: Memperkenalkan keragaman Indonesia melalui memori card, peta interaktif, miniatur rumah adat, pakaian adat, dan komik.
- Bahasa Indonesia: Poster edukatif dengan media khas Gresik, damar kurung.
- Matematika: Penyajian data statistik dari hasil wawancara langsung.
- IPAS-IPA: Maket daur air untuk memahami siklus air.
- IPAS-IPS: Poster edukasi mengenai kegunaan uang.
- Al-Islam & Bahasa Arab: Maket kebun binatang dengan kosakata Arab.
- Kemuhammadiyahan: Mind map tentang Janji Pelajar Muhammadiyah.
- Bahasa Inggris (Reguler): Pop-up ruang kelas.
- Bahasa Inggris (Cambridge): Model organ tubuh manusia.
- Bahasa Jawa: Menyanyikan tembang dolanan.
- Seni Musik: Klipping 32 alat musik tradisional Indonesia.
- Seni Rupa: Melukis di atas kanvas.
- Seni Teater: Pementasan pantomim.
- PJOK: Miniatur lapangan pertandingan.
- Komputer: Pembuatan game dengan aplikasi Scratch Jr.
- MNR: Pengenalan macam-macam sudut melalui alat bantu visual.
Setiap siswa mempresentasikan proyek pilihannya secara mandiri. Salah satunya, Muhammad Syafiq Abdurrahman, siswa kelas III Arjuno, memaparkan data statistik hasil wawancaranya dengan penuh percaya diri.
“Presentasinya seperti ahli dari Badan Pusat Statistik,” ujar Diyah kepada PWMU.
Kegiatan ini tidak hanya untuk menampilkan hasil karya, tetapi juga untuk melatih keberanian berbicara di depan umum, berpikir kritis, dan menyampaikan solusi terhadap permasalahan yang mereka temukan sendiri di lingkungan sekitar.
Orang tua pun memberikan respon positif. Walisiswa dari Aisha Syakila Inaya, siswa kelas III Rinjani, mengaku sangat mendukung kegiatan ini.
“Anak-anak bisa berlatih public speaking sejak dini, mengasah keberanian untuk tampil di depan itu sangat penting,” ungkapnya.
Tak berhenti sampai presentasi, siswa lain juga dilibatkan untuk memberi umpan balik dan melakukan peer assessment kepada rekannya yang tampil.
Kegiatan SLC ditutup dengan sesi gallery walk, di mana siswa dan orang tua berkeliling melihat berbagai hasil proyek dari mata pelajaran lain yang tidak mereka presentasikan.
Dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan partisipasi aktif orang tua, SDMM terus membuktikan komitmennya dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang kolaboratif, kreatif, dan membentuk karakter unggul sejak dini.(*)
Penulis Wardatul Khuamairok Editor Zahrah Khairani Karim