
PWMU.CO – Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Genteng, Taufiqur Rohman, menyampaikan tiga identitas Muhammadiyah dalam pengajian pembinaan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Setail, Sabtu (14/6/2025).
Kegiatan ini berlangsung di Masjid At-Taqwa yang beralamat di Jalan Samiran, Setail, Genteng, Banyuwangi. Acara ini diikuti oleh Ketua PRM Setail, Drs Syaerofi, M.Ed., beserta jajaran PRM lainnya serta warga Muhammadiyah Ranting Setail, baik laki-laki maupun perempuan.
Pengajian pembinaan ini dimulai setelah pelaksanaan salat Isya berjamaah. Di awal pengajian, Ketua Majelis Tabligh itu mewakili PCM Genteng memuji eksistensi PRM Setail.
“PRM Setail ini sangat luar biasa, pengajiannya terus hidup. Tadi saja setelah Magrib sudah ada pengajian. Sekarang ba’da Isya, pengajian lagi. Ini menandakan gerakan dakwah Muhammadiyah terus berkembang di ranting ini,” ujarnya.
Kemudian ia membacakan satu ayat al-Qur’an dalam Surah Ali Imran ayat 110. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia dilahirkan menjadi khaira ummah, artinya sebagai umat terbaik. Namun, ada beberapa alasan yang melandasi mengapa manusia bisa menjadi umat terbaik. Antara lain, hendaknya mau mengajak kepada yang makruf, mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
Selanjutnya, Taufiqur Rohman mengajak warga Muhammadiyah Ranting Setail untuk memahami kandungan makna ayat tersebut dengan metode terbalik. Artinya, mengawali dengan beriman kepada Allah terlebih dahulu. Karena tanpa dasar iman, semua amalan manusia dalam kehidupan dunia ini akan menjadi absurd alias sia-sia.
“Setelah beriman, barulah beramar ma’ruf nahi mungkar,” tandasnya.
Lebih lanjut, ia mengajak jamaah untuk mengerucutkan makna ayat tersebut kepada gerakan dakwah yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. “Kata dakwah berasal dari kata da’a–yad’ū–da’watan. Artinya mengajak atau menyeru,” ujarnya.
Dalam konteks agama Islam, dakwah mengandung pengertian menyeru umat manusia agar mengikuti ajaran Islam. Oleh karena itu, dakwah ini menjadi tugas umat Islam hingga akhir hayat, dengan menggunakan segala potensi yang diberikan oleh Allah. Seperti dakwah dengan kekuatan fisik, finansial, dan ilmu.
Sedangkan untuk keberhasilan dakwah, para mubaligh—khususnya mubaligh Muhammadiyah—perlu memperhatikan media dakwah yang digunakan. Media dakwah tidak cukup hanya dengan lisan atau dari mimbar saja. Penting pula dakwah disebarkan melalui tulisan. Apalagi di era digital ini, radius dakwah dapat diperluas jangkauannya dengan memanfaatkan media sosial.
Di akhir pembinaan, Taufiqur Rohman mengingatkan kepada warga Muhammadiyah bahwa ada tiga identitas Muhammadiyah yang harus dipahami. Di antaranya, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar, dan Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid (pembaruan).
Penulis Ghulam Bana Islama Editor Zahra Putri Pratiwig