
PWMU.CO — Pondok Pesantren Al Furqon Muhammadiyah Putri (PPAM Putri) Kota Batu resmi membuka program perdana, Sabtu (14/6/2025) dengan agenda pertama yaitu stadium general yang menghadirkan wali santri Angkatan 2025/2026.
Tujuan utama kegiatan ini adalah pengenalan pondok dan membangun sinergi antara wali santri dengan pondok karena keberhasilan pendidikan santri sangat ditentukan oleh kolaborasi kedua pihak tersebut.
Pada acara tersebut, KH Arif Saifudin MA selaku mudir pondok menyampaikan bahwa PPAM Putri ini merupakan bagian dari Visi 2030 PPAM Kota Batu dan dirancang sebagai pesantren tahfidh yang terintegrasi dengan pendidikan formal setingkat SMP dan SMA.
PPAM Putri mengusung program utama tahfidh al-Quran yang dilengkapi dengan kurikulum sekolah formal. Untuk jenjang SMP, pondok ini bekerja sama dengan SMP Muhammadiyah 8 Kota Batu, sementara jenjang SMA bermitra dengan SMA Muhammadiyah 3 Batu.
Melalui sinergi ini, para santri diharapkan mampu menyelesaikan pendidikan formal sambil meraih hafalan al-Quran yang mutqin dan bersanad.
Selain fokus pada pendidikan agama dan akademik, PPAM Putri juga membekali santriwati dengan keterampilan hidup (lifeskill) seperti tata boga, menjahit, dan pelatihan keputrian lainnya.
Pada forum ini juga diperkenalkan program spesial pondok, yakni setiap santri hanya diperbolehkan pulang dua bulan sekali setelah menyetorkan hafalan al-Quran di hadapan orang tua.
Untuk tahap awal, para santri menempati rumah salah seorang warga Muhammadiyah di Desa Sidomulyo, yang dipinjamkan sebagai tempat tinggal sementara.

Hal ini dilakukan sembari menunggu selesainya pembangunan gedung pondok yang peletakan batu pertamanya telah dilakukan oleh Ketua PWM Jawa Timur, Dr dr Sukadiono MM, 18 Mei 2025 lalu.
“Tekad kami untuk membuka pendaftaran santri baru meskipun belum memiliki gedung sendiri adalah bentuk kesungguhan dalam perjuangan. Kami percaya, tantangan fisik tidak boleh menghalangi misi besar ini,” ujar KH Arif Saifudin.
Saat ini, PPAM Putri telah memiliki 11 santri dari berbagai daerah seperti Malang Raya, Sidoarjo, Gresik, dan Jember. Karena keterbatasan tempat, pendaftaran santri baru telah ditutup untuk sementara.
Dengan hadirnya PPAM Putri, diharapkan akan lahir pesantren tahfidz Muhammadiyah yang menjadi rujukan di Jawa Timur, bahkan di tingkat nasional.
Keberadaannya menjadi angin segar dalam mencetak generasi Qur’ani yang siap melanjutkan perjuangan Muhammadiyah dan dakwah Islam secara umum.(*)
Penulis Khoen Eka Editor Zahrah Khairani Karim