
PWMU.CO – Muhammadiyah menginisiasi langkah besar untuk menyatukan sistem penanggalan umat Islam di seluruh dunia melalui gagasan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Inisiatif ini bertujuan mengatasi perbedaan penetapan awal bulan Hijriah, termasuk bulan-bulan penting seperti Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah, yang selama ini sering menimbulkan perbedaan di kalangan umat Muslim.
Selama ini, penentuan kalender Hijriah masih mengandalkan metode rukyat (pengamatan bulan) dan hisab (perhitungan astronomi), yang seringkali menghasilkan perbedaan antarnegara.
Perbedaan ini menyebabkan ketidakseragaman dalam memulai puasa, merayakan Idul Fitri, atau hari-hari besar lainnya.
Muhammadiyah, yang dikenal konsisten menggunakan metode hisab dalam penentuan kalendernya, berupaya menggagas sistem yang lebih universal dan ilmiah.
KHGT diharapkan dapat menjadi acuan bersama dengan memadukan pendekatan astronomi modern dan kesepakatan global di antara ulama serta ilmuwan Muslim.
Menurut Ketua PP Muhammadiyah, Haidar Nashir, KHGT akan berbasis pada perhitungan astronomi yang akurat dan telah memenuhi kriteria syar’i.
“Dengan kemajuan teknologi, kita bisa menetapkan kalender yang lebih terukur dan diterima semua pihak, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip Islam,” ujarnya.
Muhammadiyah juga menekankan pentingnya kerja sama dengan otoritas keagamaan dan lembaga astronomi internasional, seperti Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Islamic Crescent Observation Project (ICOP), untuk mewujudkan kesepakatan global.
Gagasan ini mendapat dukungan dari sejumlah ulama dan cendekiawan Muslim yang menganggap perlunya penyatuan kalender demi ukhuwah Islamiyah. Namun, tantangan terbesar adalah mempertemukan berbagai mazhab dan tradisi yang sudah berjalan lama di berbagai negara.
Beberapa pihak masih berpegang pada metode rukyat lokal, sementara lainnya mengikuti keputusan pemerintah masing-masing. Muhammadiyah optimistis bahwa dengan dialog dan sosialisasi intensif, KHGT dapat diadopsi secara bertahap.
Muhammadiyah berencana menggelar forum internasional untuk membahas KHGT, melibatkan pakar fikih, astronom, dan perwakilan negara-negara Muslim. Jika terwujud, ini akan menjadi sejarah baru dalam menyatukan umat Islam di bawah satu sistem kalender yang ilmiah dan inklusif.(*)
Penulis Zahrah Khairani Karim Editor Azrohal Hasan