
PWMU.CO – Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan menggelar pertemuan khusus bersama para manajer dan pelatih drumband Muhammadiyah se-Kabupaten Lamongan, Senin (16/6/2025). Kegiatan ini berlangsung di ruang rapat PDM Lamongan.
Hadir dalam agenda ini Wakil Ketua PDM Lamongan, Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF, M Sa’id MPd, Ketua LSBO PDM Lamongan, Drs Adi Sucipto Djais, jajaran pengurus LSBO, serta puluhan manajer dan pelatih drumband dari berbagai amal usaha Muhammadiyah (AUM) pendidikan.
Dalam sambutannya, Fathurrahim Syuhadi menekankan bahwa semangat mencintai drumband harus dijaga sebagai bagian dari perjuangan yang tak pernah selesai.
“Perjuangan itu tidak akan pernah finish. Kalian sudah bersusah-payah, penuh semangat untuk mencintai drumband. Itu adalah bagian dari perjuangan menggembirakan anak-anak dan membahagiakan orang lain,” ujarnya penuh semangat.
Ia menyebut, LSBO hadir sebagai penguat visi dakwah yang menggembirakan, baik untuk dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, pertemuan-pertemuan seperti ini, kata dia, harus rutin diagendakan sebagai ruang koordinasi dan semangat bersama.
“Kita ini menggembirakan masyarakat dan anak didik kita. Maka kita juga harus bergembira,” tambahnya.
Fathurrahim juga menekankan pentingnya dokumentasi dan publikasi kegiatan drumband agar bisa dikenal lebih luas oleh masyarakat. Bahkan, ia menargetkan adanya lomba drumband tingkat kabupaten pada tahun ini.
“Saya minta tahun ini diadakan lomba drumband, bisa parade atau konser,” pintanya.
Pentingnya Data dan Sinergi
Senada dengan itu, M Sa’id, menegaskan pentingnya pendataan unit drumband di lingkungan Muhammadiyah Lamongan.
“Besok tugas kita mendata sekolah dan madrasah mana saja yang sudah memiliki drumband, alatnya apa saja, dan apakah sudah memiliki pelatih atau belum,” ujarnya.
Menurutnya, dengan data yang valid, langkah pembinaan, lomba, dan pembentukan sinergi antar-Ortom dan madrasah bisa dilakukan dengan lebih maksimal.
“Koordinasi adalah kunci. Tanpa data, kita tidak bisa melangkah jauh,” tegasnya.

Drumband sebagai Alat Dakwah
Sementara itu, Adi Sucipto Djais menegaskan bahwa drumband bukan sekadar kegiatan seni, melainkan bagian dari sarana dakwah Muhammadiyah yang patut diseriusi.
“Saya cinta dengan drumband. Ada rasa heroik dan luar biasa ketika anak-anak tampil. Itu memukau dan menggugah,” ungkapnya.
Ia juga menyatakan, LSBO siap mengorganisasi dan membangkitkan gairah drumband di Lamongan agar tidak tenggelam atau tercecer begitu saja.
“Kita akan mendata manajer, pelatih, dan anggota setiap unit. Biar tidak kocar-kacir, semuanya harus terorganisir dengan baik,” pungkasnya.
Pertemuan ini menjadi titik awal bagi LSBO PDM Lamongan untuk membangun sinergi dan koordinasi lintas sekolah dan Ortom guna menghidupkan kembali semangat seni drumband sebagai bagian dari gerakan dakwah yang menggembirakan. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Ni’matul Faizah