
PWMU.CO – Kajian hadits di masjid At-Taqwa Setail Genteng Banyuwangi membahas perilaku ihsan dalam kehidupan, Sabtu (14/06/2025).
Hal ini disampaikan Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Genteng, Taufiqur Rohman MPdI saat mengisi pengajian rutin yang diikuti oleh jamaah masjid setempat serta warga Muhammadiyah Ranting Setail, baik laki-laki maupun perempuan.
Tepat pukul 18.00 Wib pengajian dimulai. Di awal pengajian Ketua Majelis Tabligh itu mengajak jamaah untuk bersyukur kepada Allah Swt, karena atas limpahan nikmat-Nya sehingga dapat melaksanakan pengajian ini.
“Semoga pengajian kita kali ini benar-benar diterima oleh Allah,” ujarnya.
Ihsan dalam Ajaran Islam
Selanjutnya ia menyampaikan makna kata ihsan yang berarti berbuat baik. Menurutnya, ihsan dalam ajaran Islam terbagi menjadi dua macam, yaitu berbuat baik kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia.
Ia mengutip hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sahabat Umar bin Khattab RA. Di hadits tersebut dijelaskan bahwa saat nabi Muhammad ditanya oleh malaikat Jibril AS dengan menanyakan apa itu ihsan. Maka nabi menjawab bahwa ihsan itu adalah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihatnya, namun jika engkau tidak melihatnya, maka nyakinlah kalau Allah melihatmu.
Demikianlah ihsan kepada Allah, dengan menyadari betul hanya Allah yang menjadi Tuhan dalam kehidupan ini. Tanpa menyekutukan dengan apa pun di dunia ini. Sedangkan ihsan kepada sesama yaitu dengan berbuat baik kepada orang tua, kerabat, tetangga, anak yatim, ibnu sabil, dan termasuk berbuat baik kepada hamba sahaya.
Selanjutnya Taufiqur Rohman menjelaskan bahwa ciri-ciri muhsinin atau orang-orang yang berbuat ihsan itu adalah mampu berbuat baik, bersikap jujur, memiliki kepribadian yang adil, serta mampu hidup dengan penuh kasih sayang.
Lalu ia menyampaikan manfaat bagi orang yang dapat berbuat ihsan dalam kehidupan ini sebagaimana yang telah dijelaskan Allah dalam al Quran Surat al-Baqarah 112. Antara lain, mendapatkan pahala, tidak memiliki rasa khawatir, dan dihilangkan dari rasa sedih hati.
Di akhir pengajiannya Taufiqur Rohman mendoakan jamaah agar amal ibadahnya mendapat ridha Allah dan selalu mampu menjadi orang-orang yang berbuat ihsan. (*)
Penulis Ghulam Bana Islama Editor Amanat Solikah