
PWMU.CO – Khalisa Irtikha Azzahrah adalah murid kelas 9 At Tabligh SMP Muhammadiyah (SMPM) 7 Surabaya yang mendapatkan penghargaan The Best Academic karena berhasil meraih nilai rata-rata tertinggi, yakni 91,65.
Tak hanya itu, ia juga mencatatkan capaian hafalan terbanyak, yaitu 10 juz, di antaranya: juz 30, 29, 28, 27, 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Penobatan dilakukan saat Purnawiyata pada Sabtu, 14 Juni 2025, di Hotel Tunjungan.
“Khalisa memang layak mendapatkan penghargaan ini. Dia siswa yang tekun, cerdas, dan fokus dalam belajarnya. Kami menilai nilai tertinggi yang diraih Khalisa juga karena dia terbiasa menghafalkan al-Qur’an. Sehingga dalam hal ini, pembiasaan dia menghafal al-Qur’an berdampak pada perkembangan otaknya yang sangat baik, ingatannya menjadi tajam, dan mudah untuk belajar hal lainnya,” ungkap Gus Imsap, sapaan akrab Kepala Sekolahnya Para Pemimpin.
Kiat Sukses Hafidzah Khalisa
1. Circle yang Tepat
“Saya rasa dia berada di circle yang tepat. Temannya, Jihan Aqila, selalu mengajak dia untuk muroja’ah dan sambung ayat, sehingga saat BTQ bersama, mereka semangat menghafal bahkan sambil tertawa, seperti tanpa beban,” kata guru BTQ Khalisa, Arvika Aulia Karimah. Beliau juga menambahkan, di sisi lain, fashahah dan tajwid Khalisa sudah cukup bagus.
2. Peran Keluarga
“Keluarga (terutama Mama) selalu mendampingi dan menyimak muroja’ah setiap hari, mengingatkan seandainya lupa. Kadang saat malas atau bingung, Mama yang menyemangati. Saling ngobrol dan diskusi tentang keutamaan dan tujuan menghafal al-Qur’an,” kata Khalisa, sapaan hafidzah itu.
“Saya sebagai orang tua selalu memantau dan mendampingi ananda menghafal al-Qur’an dari awal ketika masih TK sampai sekarang dan mudah-mudahan seterusnya. Menyimak ketika ananda muroja’ah setiap hari, memotivasi, memberi masukan tentang pola dan cara menghafal yang sesuai dengan kenyamanannya agar tidak merasa terlalu terbebani. Memberi pengertian bahwa tujuan utama menghafal al-Qur’an bukanlah untuk mengejar pujian dan gelar (sertifikat) semata, tetapi karena ikhlas ingin menuntut ilmu dan rida Allah,” imbuh Bunda Khalisa.

3. Hafalan di Mana Saja
“Untuk menghafal ayat yang baru, saya biasanya melakukannya kapan saja dan di mana saja. Baru setelah itu disetorkan ke ustadzah saat BTQ atau di rumah tahfidz. Untuk muroja’ah harian dilakukan sehabis salat Magrib. Kalau ada hal tertentu seperti munaqasyah, maka waktu muroja’ahnya ditambah. Karena sering muroja’ah rutin, alhamdulillah ibadah harian yang lain juga ikut menjadi teratur,” lanjut Khalisa.
Bundanya juga mengakui bahwa Khalisa mengikuti kursus hafalan di tempat lain guna mendukung pencapaian hafalannya.
“Sebagai orang tua, alhamdulillah pastinya bangga dengan pencapaian yang didapat ananda. Semoga Khalisa bisa tetap istiqamah menjaga hafalannya,” tutup Bunda yang memiliki nama lengkap Nanik Sakitawati.
Penulis Rachell Fattama Az Zahrah Editor Zahra Putri Pratiwig