
PWMU.CO – Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin, mengungkapkan kisah menarik saat menghadiri Workshop Jurnalistik dan Launching Website PCM Babat, Sabtu (21/6/2025) di Aula SD Muhammadiyah 2 Babat.
Di hadapan para peserta yang mayoritas generasi muda, Ali menceritakan bahwa dirinya sering dikira sebagai orang Lamongan. Padahal, ia asli Gresik.
“Saya ini asli Gresik, tapi karena pernah sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Babat, banyak orang kira saya orang Lamongan,” ujarnya sambil tersenyum.
Ketua Umum DPP IMM Periode 2016-2018 ini menambahkan, “Pernah suatu kali saya makan pecel di satu tempat, orang bilang: ‘Sampeyan Lamongan ya? Pasti Babat atau Patihan.’ Saya jawab, ‘Iya, dekat Pasar Babat’, langsung mereka tertawa,” kisahnya disambut tawa para peserta.
Peran Medsos dalam Membentuk Citra
Mas Ali-panggilan akrabnya- menyadari bahwa salah satu penyebab persepsi itu adalah media sosial. “Di era digital ini, orang bisa dikenal bukan hanya dari asalnya, tapi dari apa yang mereka tampilkan di media,” ungkap Pria Alumnus S1 Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Ia lalu mengaitkan pentingnya keaktifan media sosial dengan kiprah para dai Muhammadiyah. Menurutnya, tokoh seperti Ustadz Adi Hidayat bisa dikenal luas karena aktif di media sosial, sementara banyak mubaligh Muhammadiyah yang tak kalah berkualitas justru belum dikenal luas karena kurang terekspos.
“Banyak ustadz Muhammadiyah hebat, tapi nunggu diundang dulu baru muncul. Padahal, masyarakat sekarang mencari ceramah lewat YouTube, bukan menunggu pengajian datang,” ujarnya tegas.
Pria kelahiran 14 September 1986 ini juga menyinggung sulitnya mengakses ceramah para tokoh seperti Dr Saad Ibrahim karena keterbatasan platform. “Kalau ceramahnya tidak ditampilkan di YouTube atau medsos, ya orang awam sulit menjangkau.”
PCM Babat Harus Ambil Peran
Dalam acara ini, Ali Muthohirin memberikan semangat kepada PCM Babat untuk memaksimalkan potensi daerah melalui media digital. Menurutnya, keunggulan lokal seperti kegiatan keagamaan, pendidikan, dan sosial bisa menjadi konten menarik di dunia maya.
“Kita harus analisis: PCM Babat ini unggulnya di mana? Apa yang menarik? Dari hal-hal sederhana itu bisa timbul efek luar biasa. Tapi perlu konsistensi dan data yang terukur,” jelas Wakil Ketua Umum KNPI masa jabatan 2018–2022 ini.
Ia menutup dengan refleksi pribadi. “Saat saya mencalonkan diri sebagai Wakil Wali Kota Malang, banyak yang belum tahu siapa saya. Tapi berkat ceramah saya yang tayang di media, akhirnya saya mulai dikenal. Itulah kekuatan media.”
Acara ini sekaligus menandai peluncuran MuhammadiyahBabat.com, sebagai media digital resmi PCM Babat. Website ini diharapkan menjadi etalase kegiatan dakwah, pendidikan, dan pelayanan sosial Muhammadiyah di wilayah Babat. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor
Azrohal Hasan