
PWMU.CO – Sebuah panggung bukan sekadar tempat berdiri. Bertempat di Auditorium AR Fachruddin SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo, Nabila Zakiyatul Mumtaz membuktikan bahwa suara siswa bisa mengguncang kesadaran tentang masa depan Islam melalui kekuatan ilmu
Hal itu disampaikannya dalam opening speech penerimaan rapor semester genap tahun ajaran 2024/202, Sabtu (21/6/2025). Pada kesempatan berharga kali ini, Nabila, sapaan akrabnya, yang merupakan siswa Smamda Sidoarjo Boarding School ini menyampaikan opininya dengan lantang.
“Ayat pertama yang diturunkan Allah SWT adalah tentang perintah membaca, bukan tentang hukum dan akidah,” tuturnya.
Landasan awal tersebut ditunjang dengan argumen tentang masa keemasan Islam di masa Daulah Abbasiyah. Ia menjelaskan bahwa pada masa Daulah Abbasiyah terdapat sebuah lembaga pendidikan yang menjadi mercusuar dari perkembangan ilmu dan agama.
“Lembaga Baitul Hikmah pada masa keemasan Daulah Abbasiyah menjadi bukti bahwa ilmu ditempatkan dengan semestinya. Sehingga pada masa tersebut disebut sebagai masa kejayaan Islam,” tambahnya.
Selanjutnya, Nabila menguatkan argumennya dengan mengutip Surah Al-Mujadilah ayat 11 yang menjelaskan bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu.
Namun, dalam konteks keindonesiaan saat ini, hal tersebut menjadi paradoks. Indonesia menjadi salah satu negara Muslim terbesar, namun tingkat literasi dan pendidikannya menempati posisi rendah jika dibandingkan dengan negara lainnya.
“Indonesia menjadi salah satu negara dengan literasi terendah di dunia seperti halnya yang dilansir Komdigi pada tahun 2020 yang lalu,” tambahnya.
Pada penghujung speech-nya, Nabila menyampaikan harapannya tentang bagaimana seharusnya umat Islam memposisikan ilmu. Ia juga menekankan bahwa ilmu merupakan hak bagi setiap manusia merdeka.
Penulis Muhammad Rijal Achsanudin Editor Zahra Putri Pratiwig