
Pelajar SMP Muhammadiyah 12 Paciran saat mengikuti Studi Tour ke Semarang dan Surakarta, Selasa-Rabu (17-18/06/2025). (Gondo Waloyo/PWMU.CO).
PWMU.CO – Budaya mengantri tetap menjadi tradisi dan dipegang teguh oleh pelajar SMP Muhammadiyah 12 Paciran atau santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ishlah Sendangagung.
Hal itu nampak dari aksi mereka saat menjalankan Studi Tour ke Saloka Semarang dan Masjid Syaikh Al Jayyid Surakarta, Selasa-Rabu (17-18/06/2025).
Studi tour di awal liburan Semester Genap Tahun Pelajaran 2024/2025 dengan tujuan Semarang dan Surakarta ini diikuti 365 santri kelas VIII SMPM 12 Sendangagung dan 27 guru.
Kunjungi Taman Edukasi hingga Masjid Raya
Lebih lanjut, tujuan utama studi tour ini adalah Taman Edukasi Saloka di Lopahit Tuntang Semarang dan Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta.
Pukul 22.30 WIB, rombongan bertolak dari Sendangagung dengan 8 bus berkapasitas 60 tempat duduk. Kemudian pukul 03.20 WIB pagi, rombongan kegiatan Study Tour kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Paciran mulai memasuki kota Sragen. Ratusan siswa-siswi tersebut pun bersiap menunaikan shalat shubuh.
Fenomena keindahan penuh kesabaran terjadi saat mereka dengan tertib antri di depan kamar mandi untuk buang air kecil dan juga berderet teratur saat mengambil air wudhu.
Tidak ada saling rebut saling mendahului, ada kode etik tersembunyi bahwa As Shabru Yuinu ala Kulli Amalin (Kesabaran akan membantu setiap perbuatan).
Pemandangan rapi itu tidak luput dari pantauan para guru. Salah satunya Ustadz H Abdul Ghofar, guru senior berusia 74 tahun ini yang tidak pernah absen untuk membersamai kegiatan tahunan ini.
Kakek 12 cucu ini mengajak santri menuju ke masjid ukuran sedang di rest area, meskipun adzan shubuh belum berkumandang.
Mereka mengawali kegiatan study tour ini dengan shalat 2 rokaat sebelum subuh dan sholat shubuh berjamaah. Hal ini sebagaimana mereka jalankan di Ponpes Al-Ishlah sehari-hari.
Shubuh ini, jama’ah shalat di Masjid Rest area KM 260B itu lain dibanding hari-hari biasanya.
Pasalnya, hampir semua shaf di masjid itu terisi oleh kurang lebih 365 siswa-siswi SMPM 12 Sendangagung Paciran. Banyaknya jama’ah bukan hanya membuat masjid penuh, tapi juga membuat jama’ah shslat shubuh itu meluber ke serambi-serambi dan halaman masjid.
Tertib hingga Tempat Wisata
Fenomena itu terasa kian menambah kesejukan di pagi itu. Apalagi bila teringat kesejukan pesan dan harapan Kepala sekolah SMPM 12 Paciran, Ustadz Aminuddin SPd MPd saat apel pemberangkatan kegiatan Studi Tour.
“Tujuan kita melaksanakan studi tour bukan hanya untuk refreshing, tetapi juga berdakwah. Menunjukkan akhlak kita kepada masyarakat di tempat yang lain. Jadikan kegiatan ini menjadi ladang pahala, bukan malah berhura-hura tidak bermakna” pesan suami ustadzah Wahyuni ini.
Tertibnya antri juga santri Ponpes Al-Ishlah tunjukkan saat di tempat wisata Saloka di wilayah Desa Lopahit Kecamatan Tentang Kabupaten Semarang. Mereka berbaris teratur, masuk tanpa berdesak-desakan, apalagi saling mendahului sesama teman. Semuanya teratur dan mudah diatur.
Nampak deretan pengunjung di Sakola Semarang ini sekelompok pelajar berjejer mengular. Berbaris teratur dengan seragam batik biru bercelana panjang putih dimasukkan. Tak ada kegaduhan, tak ada saling desak, semua bersabar menunggu giliran.
Hal ini seperti Ketua Panitia, Muhammad Raji SPd, sampaikan saat mengatur dan membariskan mereka naik shuttle bus dan masuk pintu gerbang Saloka.
“Kita dibantu oleh kesadaran anak-anak dalam menerapkan disiplin antri. Terima kasih semua guru pendamping dan para guru dari staf pembina santri putra dan putri Ponpes Al-Ishlah Sendangagung” tutur ayah satu anak ini.
Aksi serupa juga santri Al-Ishlah tampilkan saat di lokasi wisata terakhir, atau di Masjid Syaikh Al Jayyid Surakarta. Mereka tetap mengikuti instruksi guru pendamping untuk shalat berjamaah dengan tertib dan juga jama’ qashar di masjid setempat.
“Meskipun rasa capek mendera, tetapi pelajar SMPM 12 Paciran ini tetap istiqamah mengikuti instruksi guru pendamping. Semua tepat waktu hadir di titik kumpul sesuai komando” kesan Wakasis SMPM 12 Paciran Titin Yuliana SP. (*)
Penulis Gondo Waloyo, Editor Daar Trivasya Fikri