
PWMU.CO –Meniti jalan akademik hingga meraih gelar Guru Besar bukanlah perkara mudah. Ini menuntut ketekunan, konsistensi, dan mental baja. Inilah yang berhasil dibuktikan oleh Prof Dr dr Sukadiono MM, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) periode 2012-2025 – tiga periode berturut-turut.
Sejak lama, Prof Sukadiono dikenal sebagai sosok yang optimis, rendah hati, dan penuh semangat terlihat ketika dirinya terpilih menjadi Ketua PWM Jawa Timur periode 2022-2027. Di tengah kesibukan sebagai rektor dan pimpinan organisasi, Prof Sukadiono tetap menjaga kontribusinya dalam dunia akademik. Ia aktif meneliti, menulis, dan membimbing.
Ketekunannya menempuh jalur akademik berjalan berdampingan dengan tanggung jawabnya sebagai pemimpin institusi. Dalam berbagai kesempatan, Prof Sukadiono menunjukkan bahwa komitmen terhadap ilmu dan tanggung jawab kelembagaan dapat berjalan selaras.
Gelar Guru Besar yang diraih Prof Sukadiono menjadi salah satu pencapaian penting, tidak hanya secara personal, tetapi juga bagi lingkungan akademik Muhammadiyah, khususnya di Jawa Timur. Keberhasilan ini memperkuat posisi UMSurabaya dalam pengembangan pendidikan tinggi, khususnya di bidang kesehatan dan kedokteran, serta mendorong penguatan kapasitas kelembagaan PWM Jatim.
Konsistensi dalam Jalan Akademik
Perjalanan menuju Guru Besar tidak pernah instan. Banyak rintangan administratif, publikasi ilmiah yang harus memenuhi standar tinggi, dan tentu saja tuntutan tri dharma perguruan tinggi yang harus dijalani secara konsisten.
Bidang yang ia geluti, yaitu Kepakaran Fisiologi Olahraga, menjadi ranah kontribusinya dalam dunia kesehatan dan olahraga, sekaligus memberikan warna tersendiri bagi perkembangan ilmu kedokteran di lingkungan Muhammadiyah. Ilmu ini juga berperan penting dalam rehabilitasi medis dan pencegahan penyakit terkait gaya hidup.
Ia percaya, setiap orang memiliki waktunya masing-masing untuk berbuah. Dengan bekal keyakinan dan tekad kuat, ia terus melangkah, hingga akhirnya meraih gelar Guru Besar dengan penuh kehormatan.
Capaian Guru Besar Prof Sukadiono bukan sekadar pencapaian personal. Lebih dari itu, ini adalah simbol kemajuan intelektual Muhammadiyah Jawa Timur. Di tengah kebutuhan akan tokoh-tokoh akademik yang memiliki integritas, kapabilitas, dan spiritualitas, hadirnya Guru Besar seperti Prof Sukadiono menambah daya dorong untuk kemajuan amal usaha Muhammadiyah, khususnya di bidang pendidikan tinggi dan kesehatan.
Pencapaian ini sekaligus memberikan dampak positif bagi reputasi institusi. UMSurabaya sebagai tempat beliau mengabdi semakin menunjukkan daya saing dalam bidang akademik dan riset. Keberadaan Guru Besar di bidang yang strategis membuka peluang kolaborasi yang lebih luas, baik nasional maupun internasional.
Ini membuka peluang besar untuk pengembangan riset, kerja sama nasional dan internasional, serta peningkatan kualitas SDM tenaga kesehatan Muhammadiyah.
Lebih jauh, PWM Jatim di bawah kepemimpinan Prof Sukadiono juga mendapat suntikan moral yang luar biasa. Ia tidak hanya memimpin dengan visi organisasi, tetapi juga menjadi teladan dalam mengembangkan kapasitas pribadi dan akademik secara seimbang. Sikap inilah yang patut diteladani oleh seluruh Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) di Jawa Timur, bahkan di seluruh Indonesia.
Inspirasi untuk Generasi Muda Muhammadiyah
Optimisme dan percaya diri Prof Sukadiono adalah pesan kuat bagi generasi muda Muhammadiyah: jangan pernah berhenti bermimpi dan berjuang. Tidak masalah jika kita belum berada di posisi terdepan hari ini. Selama kita terus bergerak, belajar, dan melangkah dengan istiqamah, saat kita akan datang.
Di tengah derasnya godaan pragmatisme zaman dan cepatnya budaya instan, kisah perjuangan Prof Sukadiono mengajarkan kita nilai proses dan kesabaran. Beliau juga membuktikan bahwa kepemimpinan dan keilmuan bisa berjalan berdampingan. Menjadi pemimpin tidak berarti berhenti menjadi pembelajar. Bahkan, justru dari tanggung jawab itulah lahir ketekunan untuk terus memberi kontribusi pemikiran, baik dalam bentuk karya ilmiah maupun kebijakan yang mencerdaskan.
Generasi muda Muhammadiyah seharusnya termotivasi untuk menyusul jejak Sukadiono. Jangan puas menjadi aktivis organisasi saja, tetapi juga harus memiliki kapasitas keilmuan yang mumpuni. Jangan takut bersaing dalam dunia akademik, sekalipun kita berasal dari perguruan tinggi Muhammadiyah.
Justru dari rahim Muhammadiyah inilah lahir banyak tokoh besar yang mewarnai Indonesia, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial, maupun pemerintahan.
Kepada Prof Dr dr Sukadiono MM, izinkan kami menyampaikan selamat dan rasa bangga. Gelar Guru Besar yang kini disandang bukan sekadar simbol akademik, tetapi juga simbol kemenangan dari perjuangan panjang yang penuh ketekunan dan kesabaran.
Semoga ilmunya terus mencerahkan, menginspirasi, dan menjadi bagian dari amal jariyah yang tak pernah putus.
Capaian ini juga menjadi pemantik semangat bagi para dosen dan aktivis Muhammadiyah lainnya untuk terus berkarya dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Kami berharap, akan segera lahir Guru Besar-guru besar Muhammadiyah yang hebat dan lebih muda, yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga matang secara spiritual dan sosial.
Sebagaimana semangat Surah al-Mujadilah ayat 11: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Maka, teruslah menuntut ilmu, teruslah melayani umat, dan teruslah menjadi inspirasi dalam sunyi maupun sorak sorai.(*)
Penulis Fathurrahim Syuhadi Editor Alfain Jalaluddin Ramadhan