
PWMU.CO – Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen dan PNF) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr Eko Hardi Ansyah MPsi menyampaikan pentingnya improvisasi bagi sekolah, Sabtu (5/7/2025).
Hal ini disampaikan saat kunjungan ke SMK Muhammadiyah 2 (SMK Muda) Genteng yang beralamatkan di Jalan Hasanudin Nomor 103 Genteng Banyuwangi.
Kedatangan Sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Jatim itu disambut oleh Kepala SMK Muda Genteng, Tamyis Rosidi MPd yang didampingi oleh tim manajemen sekolah. Mulai dari wakil kepala sekolah, wakil kurikulum, wakil kesiswaan, wakil sarpras, wakil humas, bursa kerja khusus, dan bendahara sekolah.
Pertemuan yang berlangsung di ruang meeting sekolah ini juga didampingi oleh para ketua konsentrasi keahlian. Mulai dari konsentrasi keahlian Teknik Elektronika Industri (TEI), Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Sepeda Motor (TSM), Animasi, dan Kuliner.
Pertemuan dibuka oleh Kepala SMK Muda Genteng dengan mengenalkan satu persatu personal tim manajemen sekolah. Selanjutnya pembinaan dilakukan oleh Eko Hardi Ansyah. Di awal pertemuan itu, Eko, menyampaikan kepada semua yang hadir bahwa kedatangannya terkait dengan Muhammadiyah Future School (MFS) alias masa depan sekolah Muhammadiyah.
“Bapak dan ibu, pertemuan ini untuk membahas bagaimana SMK Muhammadiyah 2 Genteng ini lebih maju, hebat, keren, dan terus dipercaya oleh masyarakat,” ujarnya.
Setelah itu ia membuka data dapodik SMK Muda Genteng, khususnya terkait jumlah siswa. Menurutnya dengan asumsi tren perkembangan penerimaan murid baru sekarang ini, maka diperkirakan jumlah siswa SMK Muda Genteng yang akan datang dapat mencapai lebih 1700 siswa.
“Ini angka yang tidak sedikit, bapak dan ibu,” tandasnya.
Untuk itu, menurutnya, hal tersebut harus terus dijaga, karena biasanya setelah jumlah siswa banyak, ketika berlangsung lama, juga bisa jenuh. Kalau ini tidak berhati-hati menjaganya, maka bisa mengalami penurunan.
“Oleh karena itu sekolah harus terus-menerus melakukan improvisasi. Tidak boleh untuk tidak berkreasi. Sekolah yang tak mengikuti perkembangan zaman pasti akan tergerus dan mengalami penurunan,” tuturnya.
Ia memberikan contoh, ibarat membuka sebuah restoran, maka harus ada gambaran atau bayangan akan menampilkan menu apa. Begitu pula resep apa yang akan digunakan untuk memajukan restoran tersebut.
Pertemuan ini berlangsung dengan lancar dan berakhir hingga pukul 13.00 WIB. (*)
Penulis Taufiqur Rohman Editor Ni’matul Faizah