PWMU.CO – Matematika itu sulit? Karena itu menakutkan? Ah, itu hanya mitos. Sebab, di tangan guru kreatif, matematika justru menghibur dan mengasyikkan.
Tidak percaya? Tanyakan pada Abdulah Makhrus SPd, guru kelas 5 SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo (Muhida).
Di tangannya telah tercipta 6 media pembelajaran matematika yang membuat anak-anak riang gembira ketika memelajari matematika.
Keenam media yang mulai dikembangkan Makhrus—panggilan akrabnya—sejak 2010 itu mempunyai nama yang unik-unik. Ada Panjul (papan penjumlahan), Benteng Takeli (permainan perwalian), Pakboli (sepak bola perkalian), Sarkali (sarang perkalian), Jembatan Pembagian, dan Kartu Sulap Matematika (media penjumlahan).
Kepada PWMU.CO, Selasa (19/12/17), Makhrus menjelaskan bahwa pemilihan nama yang menarik diharapkan dapat membongkar persepsi negatif anak tentang matematika. “Agar anak tidak lagi membenci matematika yang selama ini dikenal sebagai pelajaran sulit,” ujarnya.
Dia berharap dengan hadirnya media tersebut siswa senang dan lebih mudah memelajari matematika khususnya pada materi hitung dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Makhrus menjelaskan, Panjul dan Kartu Sulap Matematika dibuat untuk mengasah kecepatan dan ketepatan dalam menghitung penjumlahan melalui permainan penalaran dan mencari angka-angka penjumlah yang telah diketahui hasilnya.
“Anak akan mencari kombinasi angka-angka yang sesuai dengan daya nalar siswa dengan banyak alternatif pilihan angka yang disediakan,” jelas dia.
Sedangkan Benteng Takeli dan Sarkali dibuat untuk mengasah daya nalar serta berlatih membuat strategi dalam menghalau lawannya dan memenangkan pertandingan melalaui permainan perkalian.
“Di sinilah siswa akan terpicu dengan sendirinya untuk berusaha menghafalkan perkalian melalui pola bermain Pakboli. Istilah ini, kata dia, sesuai dengan cara permainan yang dilakukan di mana peserta harus menyelesaikan soal-soal perkalian seperti memainkan permainan sepak bola.
“Pakboli ini dimainkan dalam bentuk lapangan sepak bola dengan banyak bola yang nantinya akan diberikan angka-angka hasil perkalian dua angka,” terangnya.
Sedangkan Jembatan Pembagian merupakan media untuk mengajarkan siswa tentang pembagian. Disebut jembatan, karena dalam permainan ini ketika menghubungkan jawaban yang benar akan membentuk jembatan.
Kepala SD Muhida Enik Chairul Umah, mengatakan, mengemas pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna membutuhkan kreatifitas, self motivated, dan passion sang guru.
“Semoga apa yang dilakukan Pak Makhrus menjadi inspirasi guru lain untuk berkarya karena kecintaan dan pengabdian pada profesi,” katanya,
Jadi, belajar matematika, siapa takut? (ECU)