PWMU.CO – Seorang guru matematika perlu mengembangkan proses penalaran siswa, bukan indoktrinasi. Itulah yang terus digarap oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Cabang Surabaya.
Bertempat di SD Laboratorium Unesa, Ketintang, Surabaya, upgrading guru Kelas Khusus KPM Cabang Surabaya berjalan lancar mulai 08.30-12.30, Ahad (14/1/2018).
Ketua Divisi Pendidikan KPM Cabang Surabaya Saidi Amin menjelaskan pelatihan ini penting untuk pembelajaran di KPM. “Perlu adanya standarisasi mengajar Matematika Nalaria Realistik (MNR) dengan penalaran dan komunikasi,” jelasnya.
Bambang Hadi Prayitno, guru matematika SMA Negeri 7 Surabaya, salah satu guru pengajar KPM Surabaya, didapuk menjadi pemateri pelatihan kali ini.
“Ketika mengajarkan MNR, guru harus mengarahkan siswa menuliskan informasi apa yang ada pada soal. Setelah itu mengarahkan konsep apa yang akan digunakan untuk memecahkan soal tersebut,” papar pria asal Desa Kesambi, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan tersebut.
Bambang—sapaan akrab Bambang Hadi Prayitno—yang juga pengurus harian Ikatan Guru Indonesia (IGI) Surabaya itu melanjutkan, langkah-langkah penyelesaian bisa diberikan setelah menemukan konsep yang tepat. “Menuliskan kesimpulan tak kalah penting di tahap akhir. Kesimpulan ini tentu kembali pada pertanyaan soal,” tuturnya.
Salah satu guru KPM Surabaya Ria Pusvita Sari, yang juga guru matematika di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik mengaku tertarik dengan teori Pintu Tetap-Pintu Berubah serta Rumah Siput yang disampaikan Bambang. “Ini akan sangat membantu siswa memecahkan nilai trigonometri sudut lebih dari 90 derajat,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Wahyu Isnain Setya Wardana, guru KPM Surabaya. “Bahkan siswa bisa menentukan sudut trigonometri lebih dari 360 derajat tanpa menghafal rumus,” tegasnya.
Let’s making maths fun! (RPS)