• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Sabtu, September 30, 2023
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Feature

Mantan Misionaris Ini Ceritakan Cara-Cara Sistematis untuk Murtadkan Orang Islam

Rabu 17 Januari 2018 | 14:37
5 min read
1k
SHARES
3.2k
VIEWS
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
S. Ainun Kholifah. (Nadjib Hamid/PWMU.CO)

PWMU.CO – Di tengah maraknya gerakan pemurtadan yang merisaukan umat Islam akhir-akhir ini, secara tidak sengaja PWMU.CO bertemu mantan misionaris Kristen, di tengah jamaah Pengajian Ahad Pagi, di Masjid Ummul Mu’minin, Surabaya (14/1/18).

Kepada PWMU.CO, ia menuturkan kisah perjalanan hidupnya yang semula membenci Islam, hingga proses menjadi muallaf, dan sebagai salah satu ujung tombak dakwah Islam.

***

Saya
dilahirkan dari keluarga Kristen dari pasangan Eko Riyanto dan Sugiarti Endah W, di desa Kristen Sidorejo, Pare, Kabupaten Kediri. Saya anak ke-6 dari 8 bersaudara, dengan nama Kristin.

Ketika berumur 19 tahun, saya menjadi aktivis di gereja di Pare, Kabupaten Kediri. Karena prestasi pelayanan di gereja dinilai bagus, saya direkomendasikan untuk masuk sekolah Sekolah Teologi Malang sebagai evangelis atau misionaris.

Sebagai misionaris, pandangan saya tentang agama Islam sangat negatif. Karena  doktrin yang selalu ditanamkan, Islam adalah agama rendahan. Islam itu agama seorang budak, agama yang terlahir dari keturunan budak Hajar, istri Ibrahim yang kedua. Sementara Kristen dari keturunan istri pertama, Sarah. Lebih dari itu, Islam adalah agama sesat, karena hanya meng-copy kisah-kisah dari Alkitab. Nabinya juga buta huruf.

Sebagai misionaris, saya sering keliling daerah dengan misi meng-Kristenkan orang yang belum Kristen. Sasarannya, orang-orang bodoh. Yakni mereka yang tidak sembahyang, tidak paham agama, dan berpendidikan rendah. Hal ini mudah bagi saya mendoktrin mereka untuk menerima Yesus sebagai juru selamat, dan dengan berbagai cara saya lakukan.

Dalam menjalankan tugas, saya dituntut untuk sekreatif mungkin agar menarik minat orang-orang yang belum Kristen. Caranya, antara lain: memberikan pembinaan gratis bagi para pecandu narkoba; memberikan perhatian pada orang-orang miskin dan memberikan bantuan sesuai kebutuhannya (butuh biaya melahirkan, sakit, konseling).

Saya juga harus memberikan pendidikan gratis; memberikan hiburan gratis, seperti panggung boneka, tarian, drama, nyanyian, malam api unggun, dan lain-lain yang semuanya menyenangkan dan dikemas dalam kekristenan.

Setelah melakukan tugas, saya kembali ke kampus dan menyampaikan hasil atau kendala di lapangan. Misalnya, berapa orang dalam minggu ini yang sudah dikristenkan dan bagaimana menyiasati kendala-kendalanya. Selanjutnya, kami terapkan hasil sharing tersebut di lapangan dan begitu seterusnya.

Di-DO dari Misionaris
Saat itu, saya sudah membentuk tim khusus untuk misi ke pelosok Indonesia. Saya juga diminta rektor untuk membatu mengembangkan program teman (mantan Frater–calon Pastur), untuk memberikan kursus gratis kepada anak-anak berprestasi.

Tapi saya justru dijebak untuk mendirikan lembaga pendidikan secara legal. Padahal menurut peraturan hal itu tidak boleh saya lakukan selama mendapat beasiswa di STAN.

Akhirnya, saya di-DO dari STAN. Ternyata, ini adalah strategi teman membawa saya masuk Katolik. Beberapa bulan, saya tinggal dan belajar Katolik di Dampit, Malang. Tapi hati saya merasa tidak bisa menerima pelajaran Katolik. Lalu pada 2003, saya memutuskan pergi meninggalkan semua urusan agama, ke Jakarta.

Di Jakarta saya bekerja sebagai agen asuransi. Pada suatu hari, saya salah masuk mobil, yang ternyata di dalamnya ada profesor IPB yang akan menemui Prof Amien Rais—Ketua MPR ketika itu—untuk rapat proyek pembuatan pupuk organik. Namun keteledoran saya justeru menjadi peluang untuk terlibat dalam proyek, yaitu sebagai broker penjamin proyek.

Tiga bulan saya bekerja, ternyata hasilnya ditipu teman lagi, dengan berkas palsu yang diberikan ke saya. Gagal dan gagal, membuat saya merasa putus asa.

Sejak SMP saya memang suka usaha ‘apa saja’ yang menghasilkan uang. Sempat sukses tapi tidak lama, ending-nya ludes juga.

Saat di Jakarta, saya sempat bertanya kepada Tuhan. “Tuhan! Apa yang Kau mau dari saya? Saya lelah, sebagai seorang anak saya butuh keluarga (saat itu saya pergi dari rumah sekitar satu tahun). Jika ada keluarga yang menerima saya apa adanya, dari aliran apa pun: hitam, putih, ataupun abu-abu, saya akan terima dan saya anggap itu adalah jalan yang Tuhan berikan.

Berbagai hal saya lewati. Akhirnya, saya dipertemukan dan diterima oleh keluarga Muslim di Bogor. Mereka tinggal di tengah sawah dengan kehidupan sederhana. Tetapi justru di sini saya merasa diterima dan nyaman di hati. Di sinilah saya mengucapkan dua kalimat Syahadat. Nama saya pun berubah menjadi S. Ainun Kholifah.

Walau sudah bersyahadat dan belajar shalat, tapi hati saya serasa belum Islam. Maka saya mengadu kepada Allah SWT “Berikanlah aku hidayah-Mu ya Allah, dan jadikanlah aku Islam karena-Mu!”

Suatu ketika saya melakukan perjalanan dari Bogor ke Jakarta bersama kakak angkat, dengan sepeda motor. Kami sempatkan istirahat di rumah teman yang tinggal di dalam lingkungan peternakan ayam (rumahnya terbuat dari bilik seng).

Saat itu, saya numpang shalat duhur. Pada rakaat terakhir, saat sujud, saya melihat di sekeliling saya putih semua, seperti di antara awan putih, dan saya merasakan kedamaian di hati yang luar biasa.

baca juga: Waspada! Upaya Pemurtadan Kini Dilakukan dari Rumah ke Rumah Warga Muslim

Dalam hati saya bertanya, “Inikah hidayah-Mu ya Allah?” Entah berapa lama saya merasakannya, tetapi seakan saya diminta untuk menutup shalat. Saat saya akhiri shalat, mata saya sudah bengkak penuh air mata.

Itulah pengalaman spiritual terindah saya, yang hingga kini belum pernah merasakannya lagi. Akhirnya saya mengakui dan merasakan bahwa saya telah menjadi Islam.

Tantangan Muallaf
Enam bulan menjadi muallaf, saya dipertemukan jodoh dengan cara Allah yang unik. Awal pernikahan 6 bulan, kami numpang tinggal di Bogor. Kemudian pindah di rumah sendiri, di Bekasi.

Pertama kali saya ikut pengajian di kompleks, sudah mendapat cemoohan dan sindiran yang memandang saya rendah sebagai muallaf. Hal ini membuat saya tidak percaya diri dan takut berbaur dengan orang Islam.

Setahun pernikahan, kami baru menyampaikan ke pihak keluarga bahwa kami sudah menikah. Hal ini membuat murka orang tua suami. Pernikahan kami mengalami pertentangan. Karena keluarga suami tidak percaya dengan ke-muallaf-an saya. Perlu proses lama untuk meyakinkan keluarga suami bahwa saya menerima Islam karena Allah SWT. Hingga kini, perlakuan perih terkadang masih saya jalani.

Iman manusia seperti gelombang air laut, kadang pasang dan kadang surut. Demikian pula iman saya. Ketika baru menjadi muallaf, cinta kepada Allah SWT begitu menggebu, tapi seiring berjalannya waktu, cinta mulai tergoda. Hati saya begitu keras, padahal Allah sudah memberikan kemudahan nyata, tapi saya menutup mata.

Suatu hari, saya pernah inbox Facebook Steven Indra Widjaja, muallaf yang kini jadi mubaligh. Alhamdulillah saya dapat respon dan diundang ikut di kegiatannya, tetapi saya tidak hadir dan melupakannya.

Beberapa waktu kemudian, saya coba kontak Irene Handono Center (kebetulan rumahnya dekat dengan rumah saya), tapi saya mengurungkan niat untuk hadir, karena saat saya mendengarkan ceramahnya yang membombardir agama Kristen, mental saya belum siap.

baca juga: Kisah Calon Pendeta Maria Sugiyarti yang Akhirnya Dapat Hidayah Masuk Islam

Saya coba daftar sekolah Agama Islam di Jakarta Pusat, tapi ditolak. Karena syaratnya wajib bisa baca al-Quran. Akhirnya saya belajar di Darut Tauhit (Aa Gym), di Jakarta Selatan. Berjalan beberapa bulan, saya terpaksa berhenti, karena ikut suami ke Kalimantan tahun 2006.

Di Kalimantan, kami terbuai dengan kesuksesan bisnis telekomunikasi dan lupa dengan komitmen. Pada 2013, Allah SWT izinkan dua perusahaan kami di bidang telekomunikasi dan home industry sandal, bangkrut hingga minus ekonomi.

Sebelum puasa Ramadhan 2017, saya mengambil keputusan bertobat setelah saya mendapatkan teguran nyata, setiap malam sekitar jam dua dini hari saya dibangunkan dan diingatkan setiap dosa yang pernah saya lakukan dan bagaimana hukumannya kelak setelah kematian.

Hal ini berjalan hampir sebulan. Setiap bangun, saya shalat tobat. Pernah sore hari, tiba-tiba terbayang bagaimana sakitnya urat-urat yang tertarik dari ujung kaki hingga ujung rambut saat nyawa tercabut.

Suatu malam, saya pernah terbangun dalam keadaan mengigil kedinginan, merasakan lembab dinginnya tanah dan gelap, seakan saya telah di dalam kubur. Hal ini semakin membuat saya takut akan kuasa dan hukuman Allah.

Seperti ditegaskan dalam al-Quran surat Az- Zumar ayat 53, bahwa menerima, menjalani dan menikmati apa yang ada, manut saja sama Gusti Allah SWT, itu adalah yang terbaik, maka aktivitas saya sekarang lebih fokus pada pendalaman agama Islam.

“Saya patut bersyukur, memiliki suami Sulthony Kimiaji, yang mendukung kegiatan dakwah,” pungkas ibunda Aquila Azzahra AK tersebut. (Nadjib Hamid)
Tags: Ainun KholifahMantan MisionarisMuallafPemurtadanS. Ainun Kholifah
SendShare410Tweet256Share
ADVERTISEMENT
Previous Post

Sebanyak 47 Siswa Berlian School Lolos ke Semifinal Kompetisi Matematika Nalaria

Next Post

Hidup Berjamaah Itu seperti Air Mengalir Berkumpul Menjadi Kuat

Related Posts

Peran Muhammadiyah Menghadang Pemurtadan

Selasa 15 Juni 2021 | 09:52
6.5k

Prof Syafiq A. Mughni: Peran Muhammadiyah Menghadang Pemurtadan (Sketsa ulang foto oleh Atho’ Khoironi/PWMU.CO) Peran...

Gadis Australia Masuk Islam Gara-gara Main Game

Minggu 31 Mei 2020 | 10:01
11.4k

Gadis Australia Zahra Fielding masuk Islam setelah bermain game online. (foto abc) PWMU.CO- Gadis Australia,...

Ingin Tutup Aurat, Bendelina Angata Ikrarkan 2 Kalimat Syahadat Jadi Muslimah

Sabtu 7 April 2018 | 05:44
479

Bendelina Angata (kiri berjilbab putih) sedang berdoa di Masjid Al-Jihad Situbondo,...

Pemurtadan Zaman Now Justru Pakai al-Quran dengan Logika Dijungkir Balik

Minggu 11 Februari 2018 | 10:05
1.3k

sgp/pwmu.coPengajian Ahad Pagi PCM Lakarsantri Surabaya dengan pembicara Dr Menachem Ali...

Kurniadi Sukarno, ‘Muallaf’ yang Mengaku Dapat Berkah Muhammadiyah

Selasa 2 Januari 2018 | 13:51
179

Kurniadi Sukarno saat kultum. (NH/PWMU.CO) PWMU.CO – Penyelenggaraan Family Gathering (Famgath)...

Seperti Umar, Proses Masuk Islam Bisa lewat Jalan Ini

Selasa 21 November 2017 | 21:50
55

Ustadz Ahmad Jufri di hadapan jamaah. (Foto Farid/PWMU.CO) PWMU.CO - Orang...

Masuk Islam, Anggota Klub Moge yang Merasa Damai saat Melihat Orang Shalat

Jumat 3 November 2017 | 18:41
661

Taufan Muliadji (ketiga dari kanan) usai Syahadah Ikrar Masuk Islam. (Foto...

Joke-Joke Seputar Muallaf Ini Bikin Jamaah Pengajian Ustadz Bangun Samudra Gerr-gerran

Rabu 11 Oktober 2017 | 11:23
998

Ustadz H Bangun Samudra dalam Pengajian Ahad Pagi Masjid At Taqwa...

Kisah Calon Pendeta Maria Sugiyarti yang Akhirnya Dapat Hidayah Masuk Islam

Kamis 25 Agustus 2016 | 10:12
5k

Maria Sugiyarti PWMU.CO - Di antara puluhan guru SMK Muhammadiyah 2...

Kisah Islamnya Firanda dan Bimbingan Ibu-Ibu Aisyiyah

Selasa 3 Mei 2016 | 15:27
242

PWMU.CO - Ahad (1/5) merupakan hari yang sangat bersejarah dalam hidup Firanda. Gadis cantik asal...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Siswa Disabilitas Smamsatu Raih Medali di Kejuaraan Paralimpik 2023

    7410 shares
    Share 2964 Tweet 1853
  • Smamsatu Gelar Kajian Interaktif Semarakkan Maulid Nabi

    4964 shares
    Share 1986 Tweet 1241
  • SMAM 8 Gresik Menggelar Pengimbasan Implementasi Kurikulum Merdeka

    4686 shares
    Share 1874 Tweet 1172
  • Artikel Bahasa Inggris Guru Smamsatu Juara Kompetisi Menulis Nasional

    6282 shares
    Share 2513 Tweet 1571
  • Mahasiswa KKN UMG Kembangkan UMKM Desa Tlogobendung

    5378 shares
    Share 2151 Tweet 1345
  • Rektor UMY: Muhammadiyah Itu Tidak Netral

    2697 shares
    Share 1079 Tweet 674
  • Tim Debat Smamsatu Juara di Kompetisi Ini

    9184 shares
    Share 3674 Tweet 2296
  • Kelas Internasional Smamsatu Outdoor Activity di Wagos

    19235 shares
    Share 7694 Tweet 4809
  • Spemutu Gelar Screening Kesehatan

    4292 shares
    Share 1717 Tweet 1073
  • Aisyiyah Tidak Boleh Meminta, Justru Harus Memberi

    549 shares
    Share 220 Tweet 137

Berita Terkini

  • Calon PCNA dan PCPM GKB Dirilis, Digaji Allah LangsungSabtu 30 September 2023 | 19:59
  • Hargai Waktumu Perbanyak Amalmu, Ini soal Manajemen WaktuSabtu 30 September 2023 | 19:27
  • Komite Investasi
    Komite Investasi MuhammadiyahSabtu 30 September 2023 | 19:08
  • Salut, Formatur Terpilih Aisyiyah Sendangagung Mayoritas Usia MudaSabtu 30 September 2023 | 17:41
  • SMK Pemuda Krian Memilih Duta Smedeka 2023Sabtu 30 September 2023 | 16:15
  • Muhadjir Effendy Terima Gelar Adat Raden Pangeran Anom Sabtu 30 September 2023 | 15:50
  • Hasil Karya Ecoprint Siswa TK Aisyiyah Ini DilelangSabtu 30 September 2023 | 15:14
  • Titin Hamidah Terpilih Memimpin Aisyiyah CangaanSabtu 30 September 2023 | 14:39
  • Etika bermedsos
    Etika Bermedsos Ikuti 12 Langkah Bijak IniSabtu 30 September 2023 | 14:37
  • Pengukuhan PCM Sidoarjo Periode 2022-2027, berikut struktur pimpinan dan majelis yang dikukuhkan pada Sabtu (30/9/23).
    Pengukuhan PCM Sidoarjo, Inilah Struktur Pimpinan dan MajelisnyaSabtu 30 September 2023 | 14:23
ADVERTISEMENT

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In