
PWMU.CO – Program studi ekskursi atau yang biasa kita kenal dengan studi banding dilakukan dengan maksud dapat membawa hasil positif dan konkret, serta dapat diterapkan di tempat asal, tentunya setelah dilakukan proses pematangan rencana.
Dari sekian banyak sekolah yang melakukan studi ekskursi ke SD Muhammadiyah Manyar, baru satu sekolah ini yang mempunyai pengalaman perjalanan cukup panjang dan melelahkan.
SD Muhammadiyah 6 Tebet Jakarta, sekolah yang berjuluk SD Munam Jakarta ini telah berusia kurang lebih 55 tahun. Umur boleh tua, namun semangat sekolah ini patut dibanggakan. Berdiri 19 Maret 1960, sekolah yang berlokasi di jalan Tebet Timur Raya 565 Jakarta Selatan ini mempunyai 580 siswa dan 49 guru-karyawan. SD Munam Jakarta ini juga telah menerapkan Kurikulum 2013 (Kurtilas) sejak tahun 2014.
Jauhnya jarak dan lelahnya perjalanan tak menyurutkan semangat 30 guru sekolah ini menggali informasi sebanyak-banyaknya terkait pengelolaan pendidikan di SD Muhammadiyah Manyar Gresik, Kamis (15/2/18).
Ditemui PWMU.CO di Kantor SDMM, Kepala SD Munam Jakarta Syamsuddin menceritakan perjalanan mereka dari Tebet menuju Gresik yang penuh dengan kejadian tak terduga.
“Dari Jakarta kami berangkat Rabu, 14 Februari 2018 pukul 13.30. Nah pas mau masuk tol Cikampek, kami terkena kemacetan yang begitu panjang, dari Jakarta sampai ke Cikarang dan Bekasi Barat. Jadi kami keluar Cikarang itu sampai pukul 18.00 dan keluar tol Brebes sekitar pukul 23.00,” jelasnya.
Macet yang sangat panjang tersebut, lanjutnya, dikarenakan ada empat proyek yang sedang berlangsung, yakni jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated, LRT Jakarta-Bekasi Timur, kereta cepat Jakarta-Bandung, jalan tol Cibitung-Cilincing di Simpang Susun Cibitung KM 25 (termasuk tol lingkar luar ring 2, Cibitung-Cisalak-Cinere).
“Nah, ketika kami sampai di Jawa Tengah, kami terjebak banjir mulai dari Semarang hingga Kudus. Ya…akhirnya jadwal yang semula kami rencanakan tiba di SDMM hari Kamis pukul 08.00 jadinya melenceng, pukul 14.00 kami baru tiba,” terangnya sambil tersenyum.
Pria kelahiran Bali tersebut melanjutkan, akhirnya perjalanan panjang yang memenatkan itu terbayar sudah ketika rombongannya sampai di sekolah yang dikenal juga dengan sebutan Kampus Biru ini.
“Rasanya, semangat kami saat ini terbangkitkan oleh motivasi-motivasi yang diberikan bapak dari Majelis Dikdasmen, kepala sekolah, serta guru-guru yang sempat bercerita kepada kami ketika observasi tadi,” ungkapnya ketika ditemui usai shalat maghrib.
Lulusan sarjana pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta itu menambahkan, pihaknya bersyukur meski perjalanan begitu melelahkan, namun mereka telah memperoleh banyak ilmu, informasi, serta kiat-kiat dari SDMM.
Menurutnya, hal yang tak kalah penting yang mereka dapatkan adalah pelayanan, keramahan, serta keakraban antar guru yang sangat tampak di sekolah ini.
“Selama kegiatan studi ekskursi, ketua majelis dikdasmen serta 2 orang mantan kepala sekolah ikut menyambut dan mendampingi kepala sekolah baru. Mereka sangat kompak dan akrab,” ujar pria yang menuntaskan pendidikan menengahnya di Pondok Pesantren Al Mizan Lamongan tersebut.
Sebelum meninggalkan SDMM, Syamsuddin mengucapkan terima kasih dan mengaku banyak memperoleh inspirasi program yang nantinya akan dikembangkan lagi di sekolahnya.
Saat ditanya destinasi mereka setelah dari SDMM, Syamsuddin mengatakan rombongannya akan melanjutkan perjalanan menuju Kota Wisata Batu, Malang dan ingin menikmati wisata alam Gunung Bromo di hari selanjutnya.
“Ya…sekalian mengenal wisata alam terkenal yang ada di Jawa Timur ini,” ujarnya.
Have a nice trip! (Vita)

Discussion about this post