SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
  • Login
Jumat, Juni 20, 2025
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
lazismu
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kabar

Zaman Jahiliyyah tapi Berkebajikan: Sisi Terang dalam Gelap Masyarakat Mekkah sebelum Islam (1)

Sabtu 10 Maret 2018 | 09:50
in Kabar
2.4k 100
0
797
SHARES
2.5k
VIEWS
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
ADVERTISEMENT
Zaman Jahiliyyah tapi Berkebajikan: Sisi Terang dalam Gelap Masyarakat Mekkah sebelum Islam
Ilustrasi kondisi masyarakat Arab pada zaman Jahiliyyah sebelum Islam (ilustrasi: syakirawisatadotcom)

PWMU.CO – Hingga kini tidak sedikit umat Islam yang menganggap periode Mekkah sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai terjelek. Apalagi disertai imbuhan jahiliyyah di belakang nama zaman, membuat masyarakatnya seakan-akan tidak lebih dari kumpulan manusia yang nirkeadaban. Hampir semua kejahatan, baik konvensional maupun extraordinary, selalu disematkan kepada masyarakat yang berabad-abad terus menjaga Ka’bah itu.

Keyakinan itu hampir tidak pernah mengalami peninjauan ulang, sehingga pandangan negatif itu terus terlestarikan hampir tanpa kritik sama sekali. Penilaian ini secara tendensius membuat nilai-nilai kebajikan yang mereka praktikkan menjadi sirna hampir tidak berbekas. Pada titik yang ekstrem, penilaian negatif itu membuat catatan sejarah zaman jahiliyyah benar-benar tidak ada gunanya, selain sebagai bahan olok-olok.

Padahal masyarakat mana pun tentu tidak seragam, baik karakter maupun peradaban yang dibangunnya. Dari sudut sosiologis, masyarakat Mekkah sudah terbagi dua kelompok: penduduk kota dan Badui. Penduduk kota tinggal menetap dan rata-rata berprofesi sebagai pedagang.

Sementara Badui adalah nomaden yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain dan tidak punya perkampungan tetap. “Mereka biasanya mencari oase untuk bercocok tanam di sekitarnya, serta memelihara ternak domba dan unta,” tulis Ali Mufrodi dalam Islam di Kawasan Kebudayaan Arab.

umsurabaya umsurabaya umsurabaya
ADVERTISEMENT

Lazimnya manusia, sejelek torehan sejarah yang dicatatkan dalam kehidupan pasti terselip nilai kebajikan. Bahkan tidak tertutup kemungkinan nilai-nilai (values) itu masih relevan dijadikan pelajaran bagi kaum terkini, bahkan diiimplementasikan. Tidak terkecuali nilai-nilai kebajikan yang tumbuh dalam keseharian masyarakat Mekkah sebelum kerasulan Muhammad, terutama sejak tahun 440 M. “Pada tahun inilah Qushay ibn Kilab memimpin Mekkah setelah mengalahkan suku Khuza’ah,” tulis sejarahwan A. Syalabi dalam Sejarah dan Kebudayaan Islam I.

Definisi jahiliyyah seringkali berpijak pada makna kebahasaan, ja-ha-la. “Ja-ha-la berarti tidak tahu atau tidak punya pengetahuan,” begitu tulis Muhammad ibn Mukarram ibn Mandzir dalam Lisaan al-‘Arab juz 12 halaman 129.

“Dari definisi bahasa ini tidak sedikit komentator yang berpendapat bahwa masyarakat jahiliyyah adalah mereka yang terkungkung dalam kebodohan, menolak petunjuk Allah SWT, tidak punya moral, tidak bisa baca-tulis, serta tidak taat pada perintah-Nya,” begitu simpul Mohd Shukri Hanapi lewat “From Jahiliyyah To Islamic Worldview: In A Search Of An Islamic Educational Philosophy”, International Journal of Humanities and Social Science Vol. 3 No. 2 Januari 2013.

Penilaian jelek terhadap masyarakat Mekkah pra-Islam semakin kuat, ketika kitab suci ikut menyebut kata jahiliyyah. Alquran menyebutnya menyebut dalam empat tempat, yaitu QS Ali Imran [3]: 154, QS al-Maidah [5]: 50, QS al-Ahzab [33]: 33, dan QS al-Fath [48]: 26).

Definisi kebahasaan dan penyebutannya dalam kitab suci menjadikan masyarakat Mekkah pra-Islam sebagai terdakwa kaum jahiliyyah secara keseluruhan. Kesuraman mereka ini secara suram dipotret oleh –salah satunya– pendiri Gulen Movement, Muhammed Fethullah Gulen. “Manusia zaman itu tidak mampu memberi makna berarti terhadap hidup mereka. Pondasi keberagamaan telah goyah dan semua agama samawi mulai disimpangkan,” tulis Gulen dalam Cahaya Abadi Muhammad SAW: Kebanggaan Umat Manusia, Vol. 1.

Zaman jahiliyyah, tulis Gulen, ditandai dengan tenggelamnya manusia dalam liang kezaliman yang akut dengan rusaknya sendi-sendi kemanusiaan. “Semuanya terbalik 180 derajat, karena kebaikan dianggap sebagai aib, dan begitu juga sebaliknya,” lanjut Gulen.

Padahal fakta masyarakat Arab pra-Islam tidak sepenuhnya jelek. Bahkan, kebajikan mereka itu juga terekam dalam al-Quran…. Selanjutnya halaman 2

Page 1 of 2
12Next
Tags: Arab sebelum IslamJahiliyyah
SendShare319Tweet199Share
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
ADVERTISEMENT

Related Posts

Zaman Jahiliyyah tapi Berkebajikan: Sisi Terang dalam Gelap Masyarakat Mekkah sebelum Islam
Feature

Pembelajar dan Diplomat Ulung: Sisi Terang dalam Gelap Masyarakat Mekkah Zaman Jahiliyah (3)

Selasa 3 April 2018 | 07:24
531

Terpopuler Hari Ini

  • Sang bintang kelas dengan senyum merekah di bibir tanda bahagia, tampil di depan dan mendapat penghargaan dari wali kelas. (Wilda Ayu/PWMU.CO)

    Daftar Bintang Kelas The Best Five  Diumumkan di Pembagian Rapor MA Al-Ishlah Sendangagung

    74 shares
    Share 30 Tweet 19
  • Budaya Mengantri Tetap Dibawa oleh Santri Ponpes Al-Ishlah di Studi Tour SMPM 12 Paciran

    33 shares
    Share 13 Tweet 8
  • Apresiasi 10 Siswa Terbaik Warnai Wisuda ke-51 SD Muhlas, Ini Daftarnya

    28 shares
    Share 11 Tweet 7
  • Pala Pendem Sebagai Pemadam Kelaparan di Studi Tour SMPM 12 Sendangagung

    28 shares
    Share 11 Tweet 7
  • Prestasi Membanggakan! Siswa SMP Mulia Tulangan Antar Persebaya U-13 Juara Soeratin Surabaya

    24 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Kolaborasi Hangat SD Mupat: Walimurid Turut Pentas di Acara Perpisahan

    22 shares
    Share 9 Tweet 6
  • SD Mupat Siap Go Internasional, Gebyar Apresiasi Hadirkan MC Tiga Bahasa

    21 shares
    Share 8 Tweet 5
  • SDMM Catat 874 Prestasi, Semangat Juara Kian Menyala

    17 shares
    Share 7 Tweet 4
  • Iran Tembakkan Rudal Sejjil Bermuatan 1 Ton ke Israel, Disebut sebagai Pembuka “Gerbang Neraka”

    16 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Iran dan Kebangkitannya di Tengah Tekanan

    76 shares
    Share 30 Tweet 19

Terkini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    358748 shares
    Share 143499 Tweet 89687
  • Kokam Jatim Konsolidasi dan Nyatakan Sikap

    232988 shares
    Share 93195 Tweet 58247
  • Buku Saku Mudahkan Praktik Baitul Arqam Muhlibat

    231094 shares
    Share 92438 Tweet 57774
  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171531 shares
    Share 68612 Tweet 42883
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    122380 shares
    Share 48952 Tweet 30595
  • Kelas Telkom Fiber Optik SMKM 5 Babat Diresmikan Kadindik Jatim

    122280 shares
    Share 48912 Tweet 30570

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Suara Perserikatan
  • Aisyiyah dan NA
  • Kabar
  • Kajian
    • Ngaji Hadits
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Mediamu
  • Teknologi & Gaya Hidup

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim