
PWMU.CO – Menari tak hanya sekedar menghafal gerakan, atau mengikuti irama. Tetapi menari adalah menyelaraskan hati dengan apa yang ingin dipertunjukkan. Mengutip Atik Sopandi, “Seni tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerakan ritmis atau ide tertentu.”
Tari sebagai ide itulah yang dipentaskan puluhan mahasiswa Program Studi PG PAUD Universitas Muhammadiyah Surabaya dalam memperingati Hari Tari Sedunia. Tarian kolosal itu digelar di Kampus UMSurabaya, Jalan Sutorejo, Surabaya, Jumat (29/04).
Dengan mengusung tema Children for Peace, para mahasiswa ini menyuguhkan berbagai tari inovasi. Intinya, mereka hendak mengingatkan bahwa anak-anak harus diselamatkan dari kekerasan.
Seperti diketahui, setiap konflik di dunia ini, atas nama apapun, anak selalu menjadi korban. Belum lagi tingginya angka kekerasan terhadap anak dalam kehidupan sehari-hari.
(Baca juga: Inilah 12 Produk Inovasi Mahasiswa UMSurabaya yang Jadi Finalis Kompetisi Produk Tepat Guna)
Menurut dosen pembimbing mahasiswa, Aris Setiawan, keseluruhan tarian yang ditampilkan para mahasiswa itu bisa dijelaskan dalam bagian-bagiannya. Pertama, adegan konflik yang menggambarkan realita sosial di masyarakat. Di mana yang lemah akan selalu ditindas.
“Tarian tadi juga menggambarkan adegan perebutan anak. Ini untuk menggambarkan bahwa anak sebagai ciptaan Tuhan. Ia lahir dari rahim perempuan. Namun sering menjadi rebutan hak asuhnya,” jelasnya. Menurut Aris, itulah realitas konflik yang terjadi di masyarakat.
Terakhir, adegan tarian perdamaian menggambarkan damai itu indah. Damai itu menyenangkan dan damai itu rahmantan lil alamin.
Kaprodi PG PAUD, Ratno Abidin, menjelaskan bahwa ide kegiatan menari kolosal ini muncul dari mahasiswa PG PAUD UMSurabaya, dalam rangka menyambut Hari Tari Sedunia. “Hal seperti ini sering kami lakukan untuk mengasah kreatifitas mahasiswa menyampaikan ide ide kreatifnya. Selain itu juga kegiatan ini menyampaikan pesan perdamaian ke seluruh penjuru dunia,” ucapnya. (Dede)
Discussion about this post