PWMU.CO-Pembelajaran haji dan umrah diperuntukkan kelas 5 sekolah dasar. Begitu pula siswa SD Muhammadiyah 1-2 Taman Sepanjang (SD Mumtaz) telah mendapatkan pembelajaran tersebut secara teoretis di dalam kelas.
Kini saatnya mereka praktik manasik haji di sekolah. “Kalau di kelas kalian sudah belajar materi haji dan umrah, kini saatnya praktik,” kata Dedy Firdaus, guru yang membuka acara Manasik Haji dan Umrah di aula SD Mumtaz, Rabu (28/3/2018).
Baca Juga: Gandeng Polsek Taman, SD Mumtaz Ikut Perangi Narkoba Sejak Dini
Sebelum praktik dimulai, tiga guru yang terdiri atas Nur Khosyiah, Syaifuddin, dan Dedy Firdaus memberi penjelasan singkat tentang tata cara umrah dan haji. Seluruh siswa antusias mendengar penjelasan yang disampaikan melalui video kartun lucu. Usai penjelasan, siswa diminta berniat umrah dan haji dan menganggap aula tersebut sebagai miqatnya. Kemudian berjalan menuju miniatur Kakbah di halaman sekolah.
“Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarika laka labbaik innal hamda wanni’mata laka walmulk laa syariika laka.” Lafal kalimat talbiyah menggema di taman sekolah menuju lapangan yang di-setting mirip Masjidil Haram. Kakbah lengkap dengan sudut hajar aswad dan rukun Yamani lokasi untuk thawaf. Ada juga tanda maqam Ibrahim, sumur zam-zam. Tak ketinggalan bukit Sofa dan Marwah tempat sa’i.
Para siswi menggunakan pakaian putih-putih dan siswa menggunakan pakaian ihram. Lapangan SD Mumtaz bak Masjidil Haram sungguhan. Beberapa guru pendamping terlihat melafalkan bacaan doa diikuti siswanya.
Thawaf dimulai dari sudut hajar aswad dengan mencium atau melambaikan tangan sambil mengucapkan Bismillahi allahuakbar. Kemudian berdoa rabbanaa aatinaa fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qinaa adzabannaar.
Lantas berjalan berkeliling dengan posisi bahu kiri mengarah ke Kakbah. Melewati pintu Multazam, maqam Ibrahim, rukun Iraqi, hijir Ismail, rukun Syam, dan rukun Yamani sambil memuji Allah. Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallahu wallahu akbar. Sampai di hajar aswad berarti putaran pertama selesai kemudian mengulangi mengitari Kakbah hingga lagi tujuh kali.
Selesai thawaf, jamaah manasik umroh segera menuju lokasi bukit Sofa-Marwah untuk sa’i. Berjalan bolak-balik di antara dua bukit itu sebanyak tujuh kali. Di antara jarak itu ada yang berlari-lari kecil.
Seluruh siswa menjalankan manasik tanpa mengeluh kepanasan meski tak beralas kaki dan dengan pakaian ihram yang agak tebal. Rafa Reihan dan Arkan kelas 5E contohnya. Mereka mengaku senang hati mengitari Kakbah dan lari kecil dari Sofa dan Marwah.
“Kami senang bisa praktik umrah dan haji. Harapan kami bisa umrah dan haji betulan suatu hari nanti,” ungkap dua bocah itu. (Erfin Walida)
Discussion about this post