Waspadai Serangan Virus GHTK pada Anak Zaman Now

Habibie/pwmu.co
Bagoes Sanyoto saat berceramah di Masjid Remaja.

PWMU-CO – Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Al Fatah Masjid Remaja mengadakan Malam Haflatul Imtihan TPQ bertempat di Lantai 2 masjid di Jl. Kalilom Lor 3/41 Kenjeran Surabaya, Jumat (30/3/2018) malam.  Tema acara kali ini Menyiapkan generasi Qurani yang Hafal Alquran dan berakhlak Mulia.

Ketua Takmir Masjid Remaja H Maryono menyampaikan sangat bangga dengan prestasi yang diraih oleh TPQ Al Fatah. Anak-anak itu meski tampil mendadak bacaan Alqurannya lancar. ”Surat Annaba dan Surat Annaziat dengan fasih dan lancar dibaca,” ujarnya. ”Saya ucapkan subhanallah, walhamdulillah. Terima kasih banyak kepada ustadz dan ustadzah yang telah dengan ikhlas mendidiknya,” ujarnya.

Abah Maryono,  panggilan akrabnya, menegaskan,  sungguh rugi kita sebagai orang tua manakala tidak mendidik putri-putri dengan ilmu agama. ”Sekaya apa pun, sekuat apa pun, sehebat apa pun manusia kalau tidak bisa mengaji tidak ada artinya di hadapan manusia dan juga di hadapan Allah subhanahu wata’ala,” katanya.

Bagoes Sanyoto sebagai penceramah menyampaikan surat Al Ankabut ayat 45, innasshalaata tanhaa ‘anil fahsyaai walmunkari. Artinya sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar.

“Shalat memperbaiki kita, ingat Allah hidup kita lebih indah, shalat harus ontime, tepat waktu, tidak moloran, shalat membuat ngaji kita rajin, orangtua mengajak anaknya untuk rajin mengaji, senang ngaji kitab bukan rajin lihat Youtube,” ujarnya.

Bagoes menyampaikan, Islam itu kuncinya bagaimana kita memahami makna Alquran, mempelajari  dan mewujudkannya. ”Kalau kita sangat ilahiyah maka jauhi, hindari setan yang namanya HP. Karena HP ini penghancur Islam nomor satu kalau kita salah menggunakannya, kita harus cerdas menggunakan HP,” ujarnya.

“Saya hidup bukan generasi zaman now, tapi saya hidup untuk generasi zaman next, zaman now berarti tidak hidup atau mati, tapi saya hidup untuk masa depan yakni akhirat,” ujarnya

Sebagai orang tua, sambungnya, maka harus tanamkan kepada anak bahaya virus GTHK. Yakni Gadget/Games-TV-HP-Komputer. Bahaya pertama, anak suka lupa tugas tanggung jawab karena hidupnya serba enak, enjoy, asyik aja.

Kedua, anak sulit dinasehati orang tua akibat kebal virus akibatnya jadi tidak mempan dan bebal nurani. Ketiga, anak makin bandel tidak patuh bahkan suka melawan petuah orang tua. Keempat, anak tak mau peduli kesulitan orang tua dan makin hari sikapnya semakin cuek dan apatis. Kelima, anak suka lesu dan bete saat di rumah karena merasa tidak betah atau tidak kerasan.

 

Keenam, kata Bagoes, anak apatis dengan tugas aktivitas harian di rumah. Ketujuh, anak jadi korban gaya hidup modern, jadi gila trend dan gampang ikut-ikutan mode. Kedelapan,  anak  maniak  gadget  seperti tak bisa hidup tanpa memegang HP, Ipad, dan laptop. Kesembilan, anak jadi lamban atau lemah fisik karena aktivitas berjam-jam statis di depan mesin.  Kesepuluh, anak jadi seperti sakit schizophrenia, sakit jiwa, berkepribadian ganda.

Diakhir tausiahnya, Bagoes memberikan tips kepada ustadz dan ustadzah agar istiqomah, kuat, tanggap, tekun, dan telaten dalam mendidik santriwan dan santriwati TPQ. Tips itu mempraktikkan rumus 5S. Sabar : tahan emosi, Smooth : lembut-halus budi, Smile : meski pahit, senyumlah.  Smart : cerdas-banyak akal, Strong : tangguh no-stres.  (Habibie)

Exit mobile version