PWMU.CO-Menyambut datangnya bulan suci ramadhan, Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pare, Kediri menggelar rapat koordinasi, Jumat (30/03/2018). Bertempat di Masjid Sholikhin, Jln. Arrgo Wayang Kampung Taruna Pare Kediri, rapat koordinasi dilakukan bersama para mubaligh dan para takmir se-wilayah PCM Pare.
“Pada bulan puasa nanti, kita akan mengirimkan 46 orang da’i untuk mengisi kajian kuliah tujuh menit (kultum) di 29 masjid/musholla se wilayah PCM Pare,” kata Ketua Majelis Tabligh PCM Pare, KH Rojikin, SH dalam raopat koordinasi.
Selain pengiriman para mubaligh, Rojikin yang juga Ketua Majelis Hukum dan Haak Asasi Manusia (MHH) PDM Kabupaten Kediri ini mendorong PCM Pare untuk membuat maklumat atau surat edaran pada semua pengurus masjid atau mushalla Muhammadiyah. Hal itu, lanjut dia, sebagai upaya memperjelas dan mempertegas kalau masjid atau musholla itu milik persyarikatan dan diperuntukkan sebagai kegiatan syiar Muhammadiyah.
“Ini demi menjaga dan menghindari agar tidak dimanfaatkan pihak lain yang memiliki dogma (doktrin) tidak sesuai dengan tujuan didirikannya persyarikatan, disamping untuk menghindari terjadinya fitnah maupun konflik,” tandas pengacara kondang Kediri ini.
Muhammadiyah, tambah dia, tidak perlu merasa khawatir memasang maklumat atau surat edaran larangan bagi kelompok tertentu yang dengan seenaknya mempergunakan fasilitas masjid atau musholla milik Muhammadiyah. Warga Muhammadiyah juga tidak perlu khawatir masjid atau mushala menjadi sepi jamaahnya setelah pemasangan maklumat. Karena, kata dia, sepi atau ramainya sebuah masjid atau mushala tidak ada kaitannya dengan maklumat, tapi tergantung dari ghiroh masing-masing warga Muhammadiyah dalam mengamalkan perintah Allah.
“Sejujurnya hal ini sesuai keputusan rakercab PCM Pare beberapa bulan lalu. Komisi sidang menyetujui di setiap masjid atau musholla dipasang papan nama dengan mencantumkan logo Muhammadiyah pada pojok kiri atas, dengan tetap mencantumkan nama sebelumnya,” terang dia.
Dalam rapat koordinasi, juga disetuju membuat group whatsapp beranggotakan para takmir dan para muballigh untuk mempermudah komunikasi. Dengan begitu, group itu nanti bisa dipakai untuk menyampaikan pesan ataupun koordinasi antara takmir dengan pihak pihak terkait bisa lebih efektif dan efisien.
Kepada para takmir maupun muballigh, Rojikin meminta agar memberi pengumuman sebelum tarawih dimulai dan mengabsen setiap muballigh yang hadir. “Agar kasus tahun lalu tidak terulang. Para muballigh supaya memakai batik Muhammadiyah agar berbeda dengan jamaah lainnya,” imbuh dia.
Sebelum menutup rapat, ia berpesan agar PCM memberi pelatihan khusus pada para muballigh Muhammadiyah agar bisa tampil tidak dlujur dan sesekali memberi joke-joke segar seperti yang pernah dicontohkan almarhum AR Fahruddin, mantan Ketua PP Muhammadiyah. (dahlansae Pare)
Discussion about this post