
PWMU.CO– Teknologi WA, Line, Facebook, email, SMS, dan sejenisnya sudah menghapus tradisi pengiriman surat. Anak-anak Zaman Now hampir-hampir tidak mengenal lagi dunia surat menyurat pakai prangko. Apalagi datang ke kantor pos, mengenal namanya saja sudah asing.
Gambaran itulah yang terjadi ketika siswa SMP Muhammadiyah 4 Gadung Surabaya dikenalkan dunia korespondensi tradisional berupa menulis surat sekaligus mengirimkannya melalui Kantor Pos, Kamis (5/4).
Baca juga: Tapak Suci SMPM 4 Surabaya Sukses Raih 15 Medali di Ajang SAC
Praktik menulis surat itu bagian dari pelajaran Bahasa Indonesia. Ada 55 siswa yang mengikuti pelajaran ini. Semula guru memandu mereka cara menulis surat untuk teman. Panduan ini diberikan sebelum siswa diajak mengirimkan surat ke kantor pos.
Panduan tersebut berupa cara menceritakan pengalaman menarik dalam surat yang akan dikirimkan ke teman terdekat. Setelah surat sudah jadi, guru mengajak siswa ke Kantor Pos Jagir yang berjarak 200 meter dari sekolah.
Setiba di kantor pos, banyak siswa yang bingung ketika mau menuliskan alamat penerima. Bahkan dimana letak prangko harus ditempel juga belum tahu, dan namanya kotak surat belum pernah ada yang melihat. Apalagi pengetahuan tentang kode pos di alamat penerima makin tak tahu.
Bersyukur petugas kantor pos bersedia membimbing para siswa ini. Memberitahukan tempat penulisan nama penerima dan pengirim di amplop, lokasi menempelkan prangko, hingga menjelaskan kotak surat.
Tiba-tiba ada siswa bertanya, “Apa gunanya prangko, ustadz?”
Petugas kantor pos yang mendengar pertanyaan itu langsung menerangkan, prangko adalah tanda pengganti biaya pengiriman surat.
Ada siswa yang mengenal kantor pos hanya tempat membayar kredit. “Ini tempat ayah saya bayar kredit sepeda motor, Ustadz. Apa tempat ini beneran untuk mengirim surat?” tanya Fahri kepada gurunya.
Siswa lain berkata, mengirim surat merupakan pengalaman pertama kali sehingga awalnya bingung. ”Mengirim surat di kantor pos ini pengalaman pertama kali aku lakukan. Nempel prangkonya aja bingung diletakkan dimana dan nempelnya juga pakai apa. Untung tadi ada mbak petugas kantor pos yang membantu,” ujar Tiara Rahma Devina, siswa kelas 7B.
“Asyik juga belajar ngirim surat. Ternyata, prangkonya bergambar macam-macam. Menarik nih buat koleksi,” tambah Miranda, siswa kelas 7A.
Wakasek Kurikulum Taufiqur Rohman mengatakan, pembelajaran kali ini, siswa diajari menulis surat kepada teman sebangku dan mengirimkan melalui kantor pos. Pengalaman pertama ini untuk mengenalkan mereka kepada dunia tulis menulis surat.
”Dunia internet dan komputer, apalagi ada copy paste menjadi siswa kurang kreatif menulis. Mereka asal copy paste saja. Semoga dengan pembelajaran ini mendorong mereka mau menuliskan pengalamannya untuk diceritakan,” katanya. (Taufiq)
Discussion about this post