PWMU.CO – Infak tidak harus berupa uang atau benda. Kata-kata atau tulisan pun bisa ‘diinfakkan’. Seperti dalam program Infak KataKita yang ada di SMP Muhammadiyah (SMPM) 12 GKB, Gresik.
Kegiatan yang dilaksanakan tiap hari Jumat ini merupakan sarana bagi siswa menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Jika pada hari Senin-Kamis, semua siswa mengikuti kegiatan literasi dengan membaca buku di kelas, di hari Jumat, mereka membudayakan menulis dan dimasukkan dalam kotak infak yang telah disediakan di perpustakaan sekolah.
Isi tulisan pun beragam. Mulai sari cerita, berita, resume isi buku, resensi, opini, bahkan artikel. Untuk mengefektifkan kegiatan ini, pihak sekolah melalui Koordinator Literasi, membuat jadwal sehingga mudah untuk memantau dan mengevaluasi.
“Kegiatan Infak KataKita ini, memang pihak sekolah sedikit memaksa siswa untuk menyempatkan menulis dari kegiatan membaca,” ujar Haifa Marta, SPd, Koordinator Literasi SMPM 12 GKB. “Dari proses memaksa ini, semoga menjadi pembiasaan sehingga lambat laun, budaya ini menjadi tradisi. Semua yang ditulis siswa pun memiliki tema bebas sehingga mereka bisa berkreativitas dalam menuangkan ide-idenya,” tambahnya.
Tulisan siswa yang masuk dalam kotak infak, ujar dia, selanjutnya akan ditempatkan di mading sebagai bentuk apresiasi. “Pihak sekolah pun akan memberikan apresiasi pada siswa yang secara kualitas dan kuantitas tulisan di tiap bulannya. Apresiasi bisa berbentuk hadian sebuah buku sampai dengan mengajak siswa tersebut rekreasi ke toko buku dan memilih buku yangg disukai,” ungkapnya.
Marta menjelaskan, budaya litetasi di sekolah tidak sebatas siswa disuruh membaca buku di perpustakaan. Tetapi siswa juga bisa membawa buku dari rumah dan dikoleksi di perpustakaan kelas, sehingga buku tersebut juga bisa dimanfaatkan temannya untuk menambah wawasan.
“Perpustakaan kelas juga kita giatkan sehingga ketika jam istirahat, siswa bisa memanfaatkan waktunya untuk membaca buku,” ucap Marta.
Waka Kurikukum Anis Shofatun SSi MPd menjelaskan, sebagai program baru, Infak KataKita ini diharapkan bisa mengasah kemampuan menulis siswa. Setiap pagi, mulai pukul 06.30-07.15 WIB—sebelum jam pembelajaran—siswa diberikan waktu oleh sekolah untuk membaca di kelas. “Setelah itu, maka mereka kita fasilitasi dalam budaya menulis. Semoga program Infak KataKita bisa menggiatkan siswa dalam menulis. Yang penting bukan panjang pendeknya tulisan atau bagus dan tidaknya karya mereka, tetapi kami ingin membangkitkan budaya tulis,” terang dia.
Kegiatan Infak KataKita mendapat respon positif siswa. Mereka sangat antusias menulis dan memasukkan karya tulisan dalam kotak infak. Seperti dirasakan Amalia Rohmah, siswa kelas VII G.
“Tulisan yang saya masukkan dalam kotak Infak KataKita adalah resume dari isi buka yang sudah saya baca,” ujarnya saat ditemui dalam kegiatan klub buku, Jumat (6/4/18).
“Rencana pekan depan buat tulisan tentang resensi novel yang sampai sekarang belum selesai dibaca. Semoga dua hari lagi selesai dan bisa buat tulisannya,” tambahnya. (Ichwan Arif)
Discussion about this post