
PWMU.CO – Tak disangka, obrolan santai lima aktivis muda Muhammadiyah di teras Masjid Darul Falah pada bulan Syawal tahun lalu itu menjadi monumen penting bagi perkembangan dakwah di Desa Pelangwot, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan.
Desa Pelangwot berada di tepi Bengawan Solo dan hampir tiap tahun “disambangi” musibah banjir.
Saat itu, Ahsan Hakim, Husnul Yaqin, Ali Fathul Munir, Dawud, dan Nur Shodiqin memperbincangkan bagaimana mengelola potensi zakat, infak, dan sedekah warga Desa Pelangwot, khususnya jamaah Masjid Darul Falah desa tersebut.
“Bagaimana bisa mengelola dana tersebut untuk memakmurkan dakwah di desa Pelangwot, di samping memberi manfaat jamaah Masjid Darul Falah,” ujar Ahsan Hakim MPdI mengenang. Gagasan itu akhirnya mengerucut sehingga terbentuk Lazis Darul Falah pada bulan September tahun 2017.
Mengapa tidak menggunakan nama Lazismu (Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Shadaqah Muhammadiyah) yang lazim digunakan olah Muhamamdiyah? “Nama Lazis Darul Falah ini sudah di komunikasikan pada Lazismu Lamongan,” jelas Ahsan Hakim, yang Ketua Lazis Darul Falah, usai jamaah shalat Asar di Masjid Darul Falah, Ahad (08/4/18).
Awalnya, sambung dia, kami berkeinginan memakai nama Lazismu. “Tetapi nama ini hanya ada ditingkat Pimpinan Pusat Muhammadiyah hingga Pimpinan Daerah Muhammadiyah. Sehingga kita diberikan saran agar nama Lazis disesuaikan dengan nama masjid Muhammadiyah yang ada di desa,” terangnya.
Menurut Hakim, ada dua hal yang menjadi latar belakang berdirinya Lazis Darul Arqam. Pertama, lemahnya tatanan sosial dan rendahnya tingkat kepedulian pendidikan di desa Pelangwot. “Sehingga zakat, infak, dan shadaqah diyakini mampu memberi sumbangsih dalam mendorong keadilan sosial dan pembangunan sumber daya manusia,” jelas guru sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) Surabaya itu.
Kedua, sambung ia, tuntutan untuk memakmurkan dan pemerataan dakwah di desa-desa. “Sehingga keberadaan Lazis Darul Falah diharapkan dapat membantu memotivasi sekaligus memfasilitasi aktifitas ilmu dan ibadah, terutama bagi masyarakat Desa Pelangwot melalui program-program dakwahnya,” ungkap dia.
Hakim menyampaikan, ada lima program utama Lazis Darul Falah. Yaitu, pertama, bidang pendidikan berupa tahfidh Alquran. Kedua, bidang sosial yaitu memberikan santunan kepada yatim-piatu dan dhuafa, penerimaan dan penyaluran dana wakaf pembangunan masjid dan lembaga pendidikan.
Ketiga, lanjut Hakim, bidang dakwah yaitu kultum setelah Maghrib, kajian pekanan, gerakan shalat Subuh berjamaah, pengadaan imam tetap.
“Keempat, program berbuka bersama di bulan Ramadhan, iktikaf, kajian 10 hari terakhir, pemberian bingkisan dan santunan kepada yatim menjelang Idul Fithri,” ujarnya.
Kelima, pada hari raya Idul Adha berupa penerimaan dan penyaluran hewan atau daging Kurban.
Berikut adalah susunan pengurus Lazis Darul Falah:
Badan Pembina Tauhid dan Yahya Affandi.
Badan Pengawas Malikan Saputra MPdI, Nur Sholihah, Ali Fathul Munir, dan Sudekan.
Badan Pengurus
Ketua I: Ahsan Hakim MPdI
Ketua II: Muhsinin
Sekretaris: Syahda Khairunnisa
Bendahara: Husnul Yaqin, SPdI
Fundrising: Sumarji, Husnul Yaqin, dan Catur.
Anggota: Nur Shodiqin dan Siswanto.
Semoga jaya! (Nurkhan)
Discussion about this post