PWMU.CO-Para calon kepala sekolah dan madrasah di lingkungan Muhammadiyah Pare Kediri diwajibkan untuk loyal terhadap persyarikatan. Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua Majelis Dikdasmen PCM Pare Kediri, Coirul Huda pada para calon kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) 1, SMP Muhammadiyah 1, MTs Muhammadiyah 1, dan SMA Muhammadiyah 1 Pare.
“Ini sudah harga mati dan final karena sudah menjadi keputusan organisasi,” tegas Coirul Huda, Selasa (10/4/2018).
Disebutkan, poin tersebut menjadi salah satu dari keputusan dalam rapat kerja cabang (rakercab) pada 25 Maret 2018 dan telah disahkan pada 6 April 2018. Ketua PCM Pare Drs HM Effendi, lanjut dia, telah menandatangani keputusan itu. “Palu sudah diketuk, pertanda seluruh keputusan agar dilaksanakan, terhitung sejak tanggal disahkan, tepatnya terhitung sejak bulan Maret hingga Agustus 2018,” tutur Choirul Huda.
Choirul Huda menambahkan bahwa Dikdasmen PCM Pare diberi amanah oleh peserta rakercab untuk membentuk Panitia Seleksi (Pansel) untuk memilih para kepala sekolah. Diharapkan, Pansel ini nanti bisa mendapatkan orang-orang yang memang benar-benar punya loyalitas pada persyarikatan untuk mengisi seluruh posisi kepala sekolah dan madrasah. “Tujuannya itu, tetapi kita juga tetap tidak mengindahkan kaidah yang berlaku,” ucap dia.
Lebih lanjut, dia berharap seluruh posisi kepala sekolah dan madrasah bisa segera terisi. Dan pada bulan Juni 2018 nanti, masing masing Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) pendidikan di wilayah PCM Pare diharapkan sudah membentuk program unggulan. Seperti, tambah dia, program Language Class Program (ICP), kelas tahfidz al-quran, Sport Class Program (SCP), Parenting Class Program (PCP) atau program dakwah kajian wali murid, serta Twin Success Program (TSP).
Program-program tersebut, kata dia, diharapkan bisa membantuk dan mengantarkan siswa untuk sukses, baik secara akademik maupun non akademik. Suses akademik ditandai dengan sukses menghadapi Ujian Sekolah Berstandard NAsional (USBN) dan masuk perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN. Sedang sukses non akademiki, lanjut dia, ditandai dengan selalu menang dalam mengikuti kompetisi. “Walau sebagian sudah dibuktikan, tapi untuk AUM pendidikan yang belum, ini sebagai PR bagi calon kepala sekolah yang baru, untuk mengejar ketertinggalannya,” ucap dia. (Dahlan Pare)
Discussion about this post