PWMU.CO-Jembatan Widang yang patah dan ambruk, Selasa (17/4/2018) ternyata pernah dua kali rusak berat pada tititk yang sama di jembatan segmen 1. Kerusakan terjadi pada 2015 dan akhir Oktober 2017.
Menurut laporan yang pernah dibuat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Surabaya, kerusakan terjadi di sambungan jembatan segmen satu berupa baut penghubung badan cross girder lepas sebanyak lima buah tiap sisi.
Akibat getaran yang terjadi pada jembatan, plat penyambung flens cross girder bagian bawah terjadi patah. Dengan putusnya plat penyambung mengakibatkan plat penyambung flens bagian atas melengkung karena struktur yang dipikul cross girder drop ke bawah.
Baca Juga: Jembatan Widang Ambruk, Satu Sopir Truk Meninggal Berhasil Dievakuasi
Pada akhir Oktober 2017 terjadi lagi di tempat yang sama. Kerusakan ini mengakibatkan turunnya plat lantai sebesar 8,50 cm di trotoar dan di landasan jalan 7,50 cm. Penanganan perbaikan berupa penyambungan plat yang putus dengan mesin las dan pemasangan mur baut yang hilang. Pekerjaan selesai 7 November 2017.
Ternyata lima bulan kemudian setelah perbaikan itu, hari ini Selasa (17/4/4/2018) bagian itu langsung patah tanpa terdeteksi sehingga ambruk dan membawa korban. Hingga saat ini diketahui satu sopir truk meninggal, dua sopir truk lainnya luka parah. Dua pengendara motor yang berboncengan luka ringan.
Tiga truk bermuatan pasir dan smelter jatuh bertumpukan di Bengawan Solo. Sore ini sedang dievakuasi dengan crane untuk mengangkat ke daratan. Sepeda motor yang jatuh sudah ditemukan dan diangkat.
Baca Terkait: Jembatan Widang Ambruk, Tiga Truk Tercebur, Dua Sopir Meninggal
Secara teknis jembatan ini disebut jembatan cincin karena dirangkai dari sambungan antar lima segmen badan jembatan. Jembatan rangka baja Callender Hamilton ini panjang total 260 meter yang melintas di atas Bengawan Solo. Jumlah terdiri lima bentang, dengan lebar jembatan 7 meter belum termasuk trotoar kiri/kanan disanggah oleh fondasi tiang pancang beton. (Zood)
Discussion about this post