PWMU.CO-Nama SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) di Kotta Barat Surakarta terasa agak aneh di telinga. Nama itu membedakan dengan sekolah lainnya. Justru dengan nama aneh itu sekolah ini menjadi favorit. Berdiri sejak 2003, setiap tahun selalu dibanjiri murid baru. Belum sempat cetak brosur, kuota penerimaan siswa baru sudah penuh.
Awalnya SD ini sudah dirintis tahun 2000-2002 menjadi kelas jauh dari SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta. Tahun ketiga sudah siap berdiri sendiri dengan program unggulan itu. Karena kekhususannya itu sekolah ini menjadi tempat studi banding SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya pada Jumat (20/4/2018).
Baca Juga: Berdiri Sejak 1935, Sekolah Ini Tetap Eksis dan Menjadi Favorit
Kepala SD Muhammadiyah Program Khusus Nur Salam mengatakan, kekhususan itu antara lain program fullday. “Pada waktu itu, belum ada program pemerintah tentang fullday. Juga belum banyak sekolah yang menerapkan program itu. Namun kami di sini sudah berani menerapkan program fullday secara penuh,” jelasnya.
Kekhususan berikutnya, sambung dia, adalah terkait dengan kurikulum. “Sekolah ini menerapkan konsep yang memadukan antara ketauhidan dan keilmuan. Ini kami beri nama kurikulum syariah,” lanjutnya. Untuk menyusun kurikulum itu mendatangkan konsultan pendidikan Prof M Sholeh YA Ichrom.
Kurikulum syariah, kata Nur Salam menjelaskan, ilmu agama dan umum menyatu atau yang disebut inklusi. Semua materi berlandaskan pada Alquran dan sunnah. “Karena kurikulumnya berbeda dengan sekolah pada umumnya, maka sekolah ini membuat dan menyusun sendiri semuanya. Kami namakan Penyusunan Kurikulum Sekolah (KKS),” terangnya.
Kekhususan lainya adalah komunikasi antara guru dan orangtua. Tidak ada sekat antara sekolah dan orangtua murid. “Para orangtua secara tidak langsung menjadi marketing PPDB dari sekolah ini. Sehingga belum sempat cetak brosur, kuota sudah terpenuhi,” ujarnya dengan tersenyum.
Dengan berbagai kekhususan tersebut pada tahun 2006, nilai Ujian Nasional meraih juara kedua tingkat Kota Surakarta. Meski hanya juara kedua, tapi para guru, murid, dan orangtua bangga luar biasa. Sebab tahun-tahun sebelumnya 10 besar nilai UN selalu diraih oleh sekolah negeri. Itulah pertama kali SD swasta masuk 10 besar.
“Dari situlah kami terus terpacu untuk menjadi yang terbaik. Alhamdulillah lima tahun terakhir secara berturut-turut, sekolah kami mampu menjadi juara 1. Itu tidak terlepas dari semua kerja sama yang solid antara semua pihak,” jelasnya. (Azizah)
Discussion about this post