
PWMU.CO – Tepat di Hari Kartini 21 April 2018, Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia (Majelis Humham) dan Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik menggelar “Seminar Peningkatan Kesadaran Hukum Tentang Kekerasan dan Pelanggaran HAM Terhadap Perempuan dan Anak Menuju Masyarakat yang Berkemajuan”, di Gedung Dakwah Muhammadiyah.
“Memperingati Hari Kartini, Aisyiyah melakukannya secara kontekstual, bukan secara tekstual. Kita tidak menggenakan kostum kebaya dan konde sebagai ciri khas Kartini, seorang tokoh wanita pribumi. Tapi kita mengpalikasikan perjuangan Kartini dalam mencerdaskan, memperdayakan kaum wanita terutama berjuang untuk mendapatkan kesempatan dalam pendidikan,” kata Dra Uswatun Hasanah, Ketua PDA Gresik saat memberikan ceramah iftitah pada pembukaan seminar.
Bus Us—sapaannya—menegaskan Aisyiyah sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar tentu senantiasa terpanggil untuk menjawab kebutuhan masyarakat dengan segala permasalahannya, untuk mendapatkan solusi, pencerahan terkait maraknya kekerasan terhadap wanita dan anak.
Hal tersebut diamini oleh ibu Nur Hidajati SH MPd Ketua Majelis Humham. “Bagaimanapun Aisyiyah harus dan sudah mengambil peran dalam masyarakat. Kita punya lembaga konsultasi dan bantuan hukum, kita juga punya rumah curhat. Semua dilakukan dalam rangka amar makruf nahi mungkar,” ujarnya.
Seminar yang menghadirkan para pakar hukum dan perlindungan hak perempuan dan anak—seperti Dodi Jaya Wardana SH MH dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Gresik, Ir Surati Murdhiyaningsih dari Kantor Dinas KB PP dan PPA (Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Perempuan dan Anak) Kabupaten Gresik, Ajun Komosaris Polisi Suyatmi SPd MM, dan Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jatim Dra Siti Dalillah Candrawati—- ini berjalan dengan lancar.
Interaksi aktif mewarnai diskusi panel yang dimoderatori Idha Rahayuningsih SPsi MPsi. “Kita tidak boleh melupakan sejarah, kalau Kartini mengemukakan emansipasi wanita, sebenarnya sejak 1917 sebelum Aisyiyah dibentuk pun KH Ahmad Dahlan sudah mengemukakan emansipasi wanita. Beliau menyampaikan sebuah pesan pada Nyai Walidah, ‘Janganlah urusan dapur melupakanmu untuk berjuang di masyarakat’. Itu membuktikan bahwa pendiri Muhammdiyah juga memperjuangan nasib kaum wanita,” tegas Dalillah—sapaan akrab Ketua PWA Jatim.
Semangat terus perempuan Indonesia, semangat berjuang di Aisyiyah!(Agustine)
Discussion about this post