PWMU.CO-SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Festival atau Smamda Fest 2018 tahun ini tambah seru ketika muncul bule kocak Dave Japhcoth di atas panggung, Senin (30/4/2018).
”Hello, my name is Dave Japhcoth. I’m from Melbourne, Australia. Tapi aku yo iso boso Suroboyoan, Rek!” kata Dave yang langsung mengundang sorak gemuruh penonton. Bahasa Jawa Suroboyoan yang dia ucapkan sangat lancar dan fasih. Karena itu pembawa acara memanggilnya Cak Dave.
Acara yang berlangsung di Aula KH AR Fachruddin Smamda itu dipenuhi para siswa dan guru. Penampilan Cak Dave juga unik dan mengundang tawa. Badan tinggi besar. Rambut pirang dan kulit putih, berkaos oblong hitam bertuliskan Londo Kampung.Dipadu celana jins biru, dan sepatu kets warna biru. Terus pakai blangkon.
Saat biacara dialeknya juga sudah mirip arek Suroboyo. Cak Dave memulai cerita kenapa ia tertarik dengan bahasa Jawa. Pria yang hobi membuat vlog ini menyebutkan, bahasa Jawa itu unik karena sangat kaya istilah. ”Kosakatanya lengkap. Misal kata jatuh, di bahasa Jawa masih dibedakan lagi jenisnya. Jatuh dimana dulu. Depan apa ke belakang. Kalau jatuh ke belakang nggeblak, jika jatuh ke depan nyungsep,” katanya yang juga disambut tawa hadirin.
”Nggak hanya itu, di bahasa Jawa anak-anak hewan pun ada namanya sendiri,” katanya sembari membandingkan hal ini berbeda dengan bahasa lain.
Youtubers dengan 26 ribu subscriber ini menambahkan, bahasa bukan cuma alat komunikasi. Tapi juga identitas bangsa yang tidak boleh dilupakan. Dia mengaku khawatir karena semakin banyak orangtua yang ingin anaknya hanya belajar bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
“Saya kuatir, 10-20 tahun ke depan makin sedikit orang yang pakai bahasa Jawa. Jadi, biar itu enggak terjadi, saya sebanyak mungkin pakai bahasa Jawa di kehidupan sehari-hari,” kata Cak Dave.
Kidz zaman now juga disoroti Dave. Menurut dia, semakin hari semakin luntur berbahasa Jawa dan bertata krama. ”Wah apalagi jika dihadapkan pada kidz zaman now, menggunakan bahasa Jawa sudah luntur, tentu ini berdampak pada perilaku mereka kepada orang yang lebih tua,” ujarnya.
”Jangan malu melestarikan bahasa Jawa, karena bahasa Jawa merupakan budaya bangsa yang harus dijaga, begitu juga saya. Saya juga enggak melupakan bahasa Inggris yang merupakan bahasa ibu. Saya tetap melestarikannya dengan menjadi guru bahasa Inggris,” tandasnya memberi semangat kepada para siswa. (Hanafi)
Discussion about this post