PWMU.CO – Ber-Muhammadiyah sekarang tidak bisa persis sama seperti ber-Muhammadiyah masa lalu. Salah satu yang membedakannya adalah hubungan (warga) Muhammadiyah dengan politik.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Nadjib Hamid menyampaikan itu dalam Pengajian Ramadhan yang digelar Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB, di Cordoba Convention Hall SMAM 10 GKB, Gresik, Sabtu (26/5/18).
Menurutnya, politik itu penting dan harus didekati, apalagi saat ini sangat mungkin ber-Muhammadiyah melalui jalur politik. Tapi tidak mudah terjun ke dalam politik. Bahkan politik itu cobaan terbesar dalam dakwah, karena seringkali politik itu berbanding terbalik dengan dakwah.
“Kalau ada orang terkena musibah kata dakwah kita harus bilang innalillah. Tapi di politik lawan politik terkena musibah kita akan bilang alhamdulillah,” ujarnya bercanda.
Nadjib Hamid sendiri oleh PWM Jatim ditunjuk untuk menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Keputusan untuk maju di ranah politik itu adalah amanah. Karena itu, menurutnya, janganlah ada yang mendebat. “Karena kalau keputusan didebat kapan dijalankannya?” tuturnya.
Secara berkelakar, Nadjib mengatakan untuk maju sebagai anggota DPD dia tidak perlu dukungan, apalagi cuma jempol. “Saya perlu suara,” ucapnya.
Bagi Najib, keputusan terjun di dunia politik itu sebenarnya adalah “karma” bagi dirinya. Pasalnya, selama ini di berbagai forum dia menyampaikan agar warga Muhammadiyah tidak alergi pada dunia politik alias apolitik.
“Sekarang saya seperti sedang terkena karma (dalam tanda petik),” ungkap dia yang merasa bahwa seruan akan pentingnya warga Muhammadiyah berperan dalam panggung politik itu justru harus dipikulnya sendiri!
Tapi sebagai amanah, dia Nadjib menjalankannya. Karena dalam konteks ini, politik adalah bagian dari dakwah. (Nasafi)
Discussion about this post