
PWMU.CO – Ghazwu Fikri atau perang pemikiran selalu hadir dalam segala sisi kehidupan umat Islam. Namun kehadirannya sering tidak disadari.
Seperti angin, pemikiran-pemikiran itu hadir mempengaruhi ideologi seseorang, tapi tidak terasa, bahkan melenakan. Seperti produk yang disajikan dalam sebuah iklan.
Dr Pradana Boy ZTF, PhD mengetengahkan hal itu dalam Pengajian Ramadhan IV 1439 H di Cordoba Convention Hall SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik, Ahad (27/5/18).
Menyampaikan materi bertema “Ghazwul Fikri dalam Islam Berkemajuan”, dia menjelaskan secara detail mulai asal usul munculnya perang pemikiran sampai dengan bagaimana strategi pemikirannya.
“(Membicarakan) materi tentang perang pemikiran berarti kita membicarakan Islam dan Barat. Perang pemikiran itu memiliki sifat softpower, kekuatan yang halus, yang memiliki fungsi bagaimana dia bisa memengaruhi ideologi seseorang,” terang dia.
Menurutnya, dalam perang pemikiran itu yaitu bagaimana cara Barat melakukan aksinya, memiliki empat elemen. Yaitu, kolonialisme, kapitalisme, orientalisme, dan globalisasi.
Sebagai contoh perang pemikiran adalah bagaimana Belanda mengirim seorang yang bernama Christian Snouck Hurgronje untuk menaklukkan Aceh. “Maka, dia pun belajar dulu tentang Aceh dan Islam di Mekkah sebelum menghancurkan rakyat Aceh melalui proses berbasis orientalisme,” ungkapnya.
Di bagian akhir, Pradana menguraikan tiga strategi Barat dalam perang pemikiran untuk bisa menguasai Islam. Pertama, menjauhkan umat Islam dari agamanya, kedua mengeluarkan umat Islam dari agamanya. “Dan ketiga adalah perang terbuka dengan umat Islam,” jelasnya. (Ichwan Arif)
Discussion about this post