PWMU.CO – Shalat itu esensinya berdoa. Dalam doa, yang paling penting adalah keikhlasan dan keyakinan pada Allah jika doa itu dikabulkan. Demikian beberapa pesan dari Ahmad Faruki Lc dalam kultum qiyamuramadhan di Masjid At Taqwa SMP Musasi, Senin (5/6).
“Mari kita tengok kembali doa-doa yang kita panjatkan. Sudahkah benar-benar keluar dari hati atau hanya sekedar rutinitas? Apakah memang sudah seratus persen yakin dan tidak berputus asa?” tanya ustadz asal Magersari-Sidoarjo itu pada jamaah yang hadir.
Ustadz lulusan Pakistan itu kemudian melanjutkan, jika Allah berbeda dengan manusia. “Manusia tidak suka kehadiran orang yang berkali-kali datang meminta, namun Allah berbeda. Allah akan marah jika manusia meninggalkan permintaan tanpa-Nya,” ungkapnya.
Jika manusia ragu, kata Faruki, panggilannya, maka dia meragukan kemahakuasaan Allah. Mereka yang tidak berdoa dicap sebagai orang yang sombong dan diancam Allah masuk neraka. “Maka jangan pernah ragu. Karena Allah sendiri yang menyuruh kita. Ud’uunii astajib lakum, berdoalah pada Allah, maka Dia akan mengabulkan,” ungkap Faruki sembari menyitir Alquran surat Al Mukmin ayat 60.
Berdoa, kata Faruki, secara akar kata sama dengan berdakwah yang berarti mengajak atau memohon. “Jangan pernah terbebani dengan doa berbahasa Arab. Sayang jika hanya berhenti pada lafadz doa, hanya dihapal, tanpa kita mengerti artinya,” ujarnya.
Akan lebih baik, kata Faruki, jika doa yang terpanjatkan diungkapkan dengan bahasa yang dipahami disertai kata permintaan yang tulus. “Sebab, usaha kita belum maksimal jika ditutup tanpa doa,” jelasnya. (das)
Discussion about this post