PWMU.CO-Menyandang predikat sekolah para juara bagi SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo harus ditunjukkan dengan bukti nyata, bukan slogan semata. Tidak hanya siswanya, tapi semua sivitas akademika, termasuk para guru.
Hal ini yang memacu semangat untuk terus berprestasi dalam segala bidang. Termasuk yang diperoleh enam guru Smamda ini. Mereka lolos seleksi penulis soal nasional dari Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Guru-guru yang lolos seleksi penulis soal nasional adalah Siti Agustini MPd dan Khusnul Isa MPd untuk mata pelajaran (mapel) Bahasa Indonesia. Alful Musyrifah MPd untuk mapel Kimia, drh Elliya Rohati untuk mapel Biologi, Liesa Anggraeni SPd untuk mapel Bahasa Jepang, dan Alim Wijaya SPd untuk mapel Matematika.
“Masa liburan ini kami berjuang menyelesaikan soal-soal yang sudah ditugaskan Puspendik. Terakhir tanggal 29 Juni 2018 sudah harus upload ke web siap Puspendik,” terang Siti Agustini MPd saat dihubungi kontributor pwmu.co, Senin (25/6/2018).
Ditanya tentang proses pendaftaran hingga lolos, perempuan yang akrab dipanggil Bu Tin ini menjelaskan, awalnya ada surat pendaftaran untuk peserta seleksi. ”Nah, beberapa guru mendaftar. Setelah itu ada pengumuman lolos seleksi awal,” tuturnya.
Saat pendaftaran awal sudah ada penugasan pembuatan soal berdasarkan kompetensi dasar (KD) dan indikator dari Puspendik. Setiap guru membuat soal sebanyak 40 sampai 60 soal lalu dikirim ke Puspendik. Soal yang masuk kemudian dinilai dan dicantumkan berapa soal yang diterima.
“Ternyata yang lulus seleksi tahap kedua enam orang dari Smamda. Ada pakta integritas dan surat pernyataan yang disampaikan secara online,” tegas aktivis Aisyiyah ini.
Ini kali kedua guru Smamda lolos seleksi penulis soal nasional. Bagi yang lolos akan dapat SK sebagai penulis soal dari Puspendik, asalkan soal yang ditugaskan dapat diselesaikan semua. Soal-soal itu kemudian dikirim secara online.
“Tahun ini berbeda dengan tahun 2017 lalu. Kalau tahun lalu penulis diundang untuk ikut kegiatan penulisan selama tiga hari dua malam di lokasi terdekat. Waktu itu saya dan Bu Alful dapat lokasi di Novotel Surabaya. Lha tahun ini kok tidak ada,” papar Bu Tin sambil tersenyum. (R6)
Discussion about this post